Kenapa Batik Air Alami Turbulensi Hebat? Ini Kata Airnav

Kenapa Batik Air Alami Turbulensi Hebat? Ini Kata Airnav

Jabbar Ramdhani - detikNews
Kamis, 26 Okt 2017 12:27 WIB
Ilustrasi pesawat Batik Air (Foto: Istimewa)
Jakarta - Pesawat Batik Air rute Jakarta-Medan mengalami turbulensi hebat pada Selasa (24/10) lalu. Akibatnya, dua orang penumpang dan seorang pramugari mengalami cedera.

Direktur Operasional Airnav Wisnu Darjono mengatakan pesawat tersebut mengalami clear air turbulence (CAT). CAT disebabkan adanya pusaran angin di udara yang bebas dari awan.

Kondisi ini membuat pilot tak menyangka adanya pusaran tersebut karena tak kasat mata dan tak terdeteksi oleh perangkat pesawat. Sehingga pesawat mengalami CAT tanpa diduga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu istilahnya CAT, jadi penjelasan lebih jauh bisa lihat meteorologi terkait CAT itu. Tapi CAT itu sebenarnya pusaran angin di udara karena tak ada awan. Sehingga kelihatannya clear (aman). Cuaca bersih tapi ternyata ada turbulensi yang mengakibatkan pesawat terbanting secara kuat," kata Wisnu kepada detikcom, Kamis (26/10/2017).

"Itu tak diduga. Kalau saja ada awan, kan kelihatan pusaran. Kalau tidak ada awan, kelihatan bersih saja. Mata, detektor, dan sensor tak bisa lihat pusaran itu," sambungnya.

Dia mengatakan, pusaran tersebut muncul karena adanya aliran udara dari area tekanan tinggi ke tekanan rendah. Wisnu memberi ilustrasi adanya pusaran angin itu seperti pusaran di air.

Pesawat yang mengalami CAT bisa turun hingga sejauh 10.000 kaki atau 3 km. Meski demikian, peristiwa ini sangat jarang terjadi.

"Kejadian seperti ini sepersekian ribu kemungkinan terjadinya. Jadi jangan ada kekhawatiran. Sehari ada 10 ribu flight. Kejadian ini terjadi setahun pada 1-2 pesawat saja. Artinya naik pesawat terbang masih aman," ujarnya.

Wisnu mengatakan, ketika pesawat mengalami CAT, pilot sudah memiliki upaya penanganan sendiri. Sebab, pilot sudah dibekali teori dan praktik yang terus diuji.

Terkait adanya penumpang dan pramugari yang mengalami cedera, Wisnu mengatakan, hal itu disebabkan adanya guncangan hebat. Pesawat yang turun hingga 10.000 kaki dalam waktu singkat mengakibatkan penumpang dan pramugari yang ada di pesawat seolah dibanting. Menurutnya, risiko cedera dapat dikurangi jika saja penumpang mengenakan sabuk pengaman (seat belt).

"Selama ini, beberapa kejadian, CAT hanya terdampak pada penumpang. Patah kaki, patah tulang, keseleo. Karena terbanting itu. Dan ada kemungkinan, penumpang tersebut tak memakai seat belt," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6890 tipe B737-800 NG itu membawa 114 penumpang. Ketika mengalami turbulensi sekitar pukul 15.00 WIB, pesawat mendarat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Penumpang dan pramugari mengalami luka.

"Atas kejadian ini, dua penumpang dan satu pramugari mengalami cedera. Mereka mendapat penanganan medis dari dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP di Bandara Kualanamu," kata Branch Communication and Legal Manager Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto, kepada detikcom, Rabu (25/10).

Menurut Wisnu, penumpang lainnya tidak ada yang mengalami luka. Namun, hanya saja beberapa penumpang mengalami shock.

"Crew dan penumpang lainnya tidak mengalami cedera, namun beberapa penumpang mengalami shock atas kejadian tersebut," kata Wisnu. (jbr/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads