Peristiwa baku hantam itu ramai dalam video yang beredar melalui aplikasi pesan instan dan situs YouTube. Dalam video berdurasi 1 menit 3 detik itu, Lettu Satrio dan Bimantoro terlibat baku hantam di tengah jalan.
Mobil merah bernomor polisi B-1599-PVH yang dikendarai pria berkaus hitam berhenti di lajur kanan jalan, sementara anggota TNI AL masih duduk di sepeda motornya di sebelah kiri mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Satrio melaporkan kejadian tak mengenakan itu ke polisi. Kasus selanjutnya ditangani oleh Polres Jakarta Timur. Permohonan maaf telah disampaikan Bimantoro yang mengaku khilaf.
Sempat beredar informasi, penyebab perkelahian itu adalah sampah yang dilemparkan Bimantoro ke arah Satrio. Polisi masih mendalami lebih dalam mengenai penyebab kejadian ini.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengatakan menurut saksi kejadian dalam keterangannya di depan penyidik, kejadian itu berawal dari suap-suapan nasi yang dilakukan Bimantoro dan pacarnya di dalam mobil. Kemudian nasi itu dilemparkan ke Lettu Satrio yang saat itu berada di motor.
Belum diketahui secara detail bagaimana alur dari suap-suapan nasi menjadi lemparan nasi ke arah Satrio yang berada di atas motor.
"Kan disuapin sama pacarnya, ada nasinya buang, gitu loh. Inikan BAP dasarnya bukan semau kita ngomongnya. Kamu buat apa? Ngelempar nasi," kata Andry, Rabu (25/10).
Lemparan nasi itu, kata Andry, yang diduga membuat perselisihan kedua pemuda itu terjadi. Aksi baku hantam pun tak terelakkan.
"Nah, kalau melempar sesuatu gitu kan harus diverifikasi," ujarnya.
Namun, menurut Andry, apa yang dilemparkan Bimantoro ke luar mobil itu masih perlu diverifikasi. Hal ini disebabkan ada pernyataan lain yang menyebut benda yang dilempar adalah kertas.
"Ini kan masih didebatkan. Sampah yang diduga jadi pemicu keributan belum ditemukan. Ya sebutir nasi, yang satu sampah selembar kertas kan nggak ditemukan keburu ribut. Verifikasi terhadap sampah itu harus dibuktikan," tuturnya. (fjp/fjp)