"Dia salah satu orang yang membangun Kota Medan. Dia baik dan dermawan. Hal yang dibuatnya adalah membangun masjid, kuil, gereja, dan kelenteng. Selain itu, membangun jembatan titi gantung dan membantu fakir-miskin," kata pemandu pengunjung Rumah Tjong A Fie, Dio Haryanto (21), saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Jalan Ahmad Yani, Medan, Rabu (25/10/2017).
![]() |
Tjong A Fie merantau dari China ke Medan pada 1877 saat usianya baru 17 tahun. Tjong merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Tiba di Medan, Tjong bekerja di kebun tembakau.
"Karena kinerjanya bagus, akhirnya (Thong A Fie) menjadi pengusaha tembakau. Lalu juga pengusaha di bidang kopi, minyak kelapa, teh, hotel, juga bank," ujar Dio.
![]() |
Bisnisnya pun tumbuh besar. Tjong memiliki karyawan ribuan orang. Seiring berjalannya waktu, Tjong A Fie menjadi pemimpin orang China di Medan pada 1890. Di masanya, berbagai pembangunan ditorehkan di Medan. Dari membangun masjid, gereja, hingga fasilitas umum. Oleh Belanda, Tjong A Fie diangkat sebagai penghubung antara pemerintah Belanda dan masyarakat China di Medan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tjong A Fie akhirnya tutup usia pada 1921 di usia 61 tahun. Sebelum meninggal dunia, dia mengalami sakit. Kisah dan sosok kedermawanannya itu dapat diketahui di rumahnya yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Kota Medan. (asp/asp)