Sahfitri (19), WNI korban selamat, mengatakan kepanikan dan kekacauan di bus mereka telah terjadi sebelum kecelakaan. Ada yang tak beres dengan mesin bus tersebut.
"Ada yang salah dengan mesin. Asap memenuhi bagian dalam bus 'mencekik' kami," ujar Sahfitri di Rumah Sakit Seberang Jaya, seperti dikutip detikcom dari TheStar, Rabu (25/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut WNI asal Medan, Sumatera Utara, ini, asap yang masuk memenuhi bus sangat tebal sehingga mereka kesulitan bernapas.
Sahfitri, yang menderita luka-luka di kepala dan kaki, mengatakan sejumlah rekannya ada yang nekat melompat dari bus.
"Bus kemudian berhenti dan kami bergegas keluar. Bus lain kemudian menabrak bus kami saat kami keluar," ujarnya.
Rekan Sahfitri, Fibar Ais (19), mengatakan saat itu dirinya sedang tidur di barisan depan bus. Dia kemudian terbangun karena mencium bau asap.
"Saya baru setengah bangun saat melihat seseorang lari ke depan. Bus kemudian berhenti dan semua orang mulai berlari keluar. Tapi sebelum saya bisa bangun, ada benturan keras dan saya terlempar ke depan. Kepalaku terbentur dan pingsan," katanya.
Satu sisi bagian belakang bus mereka hancur dalam tabrakan. Dari foto-foto dan video yang tersebar di media sosial, terlihat kedua bus ini ringsek berat. Tubuh korban juga bergelimpangan di jalan dengan kondisi penuh luka.
![]() |
Satu korban tewas adalah WN Malaysia bernama Noriah Kasa (40). Tujuh korban tewas lainnya adalah WNI, masing-masing Titik Katinengsih (23), Faridah (18), Sartika Pasaribu (19), Wami Windasih (19), Yeni (20), Serlia (21), dan Resni Tumangger (22).
![]() |
Kakak Sahfitri, Sri Wahyuni (41), mengatakan semua korban WNI yang tewas adalah teman-temannya. Dia menyebut para rekannya setiap hari merasa was-was saat menumpang bus perusahaan ini.
"Mereka membenci bus pabrik. Setiap hari ketika mereka kembali kerja, mereka mengeluh tentang naik bus dan mengatakan betapa berbahayanya naik bus ini," ujar Sri.
Sri adalah salah satu korban yang paling awal sampai di Rumah Sakit Seberang Jaya, di mana jenazah para WNI ditempatkan.
"Teman-temanku yang meninggal berada di belakang bus. Saya melihat beberapa mayat mereka tiba. Saya diberi tahu bahwa banyak dari mereka meninggal karena leher yang patah," ujarnya sambil menangis.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Penang, Iwanshah Wibisono, juga telah mengunjungi para korban tewas di Rumah Sakit Seberang Jaya. Dia juga memantau kondisi korban luka-luka.
Iwanshah mengatakan pihak keluarga seluruh korban sudah diberi tahu soal kejadian ini. "Kami akan mengatur untuk mengirim jenazah WNI kembali ke Indonesia," katanya. Pihak Malaysia juga akan ikut membantu.
Dihubungi terpisah, Koordinator Fungsi Konsuler/Consul Konsuler KJRI Penang, Machdaniar Nisfah, mengatakan, masih ada 2 WNI yang kritis di rumah sakit. Puluhan lainnya dirawat karena luka yang cukup serius.
"Korban yang kritis 2 orang, UGD 8 orang, scan kepala 1 orang, dirawat inap 12 orang, rawat jalan 9 orang, dan meninggal 7 orang. Total ada 39 orang," ujar Niar saat dihubungi detikcom lewat telepon.