Sebelum Pramono berkicau, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari itu meresmikan mulai beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam pidatonya, Jokowi menyebut proyek Mandalika ini sudah digagas 29 tahun yang lalu, tapi tak kunjung rampung.
Sejumlah politikus Partai Demokrat mengkritik pernyataan Presiden Jokowi dan Pramono tersebut. Mereka menyebut, pada 21 Oktober 2011, Susilo Bambang Yudhoyono sudah meresmikan proyek tersebut.
Baca juga: Politikus Demokrat Kritik Klaim Jokowi soal Mandalika
![]() |
Selain politikus Partai Demokrat, sejumlah netizen beradu argumen soal siapa yang sebenarnya meresmikan Mandalika. Lepas dari keriuhan itu, Mandalika memang menyimpan segudang cerita.
Kawasan Pantai Mandalika terletak di bagian selatan Pulau Lombok, sekitar 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan dari Bandara Internasional Lombok. Pemerintah mulai melirik kawasan Mandalika sejak 1987 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Namun, hingga rezim Orde Baru tumbang pada 1998, kawasan wisata Mandalika tak kunjung terwujud. Pada masa Presiden SBY, barulah rencana pembangunan kawasan tersebut kembali dilirik.
Pada 2009, pemerintahan SBY menunjuk Bali Tourism Development Corporation (BTDC), BUMN yang berpengalaman mengelola kawasan wisata sepi pengunjung, seperti di Nusa Dua, Bali, memimpin pengembangan KEK Mandalika. BTDC kemudian beralih nama menjadi ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).
Pada Jumat, 21 Oktober 2011, Presiden SBY meresmikan KEK Mandalika. Dia didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu, dan Gubernur NTB M. Zainul Majdi.
"Kawasan wisata ini dibangun di atas lahan seluas 1.175 hektare dan menelan biaya hampir Rp 30 Triliun," tulis SBY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, dalam akun Facebook-nya yang diunggah pada Minggu (22/10/2017).
Juru bicara Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, pada 2011, saat diresmikan, KEK Mandalika masuk proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Ada beberapa titik yang dikembangkan berdasarkan MP3EI tersebut.
Potensi wisata Mandalika dikembangkan agar wisatawan tidak menumpuk di Bali. Untuk menunjang hal itu, Presiden SBY juga meresmikan Bandara Internasional Lombok. "Itu (Mandalika) memang bagian pengembangan turisme. Jadi wisatawan tidak hanya numpuk di Bali, tapi juga masuk ke NTB," kata Imelda kepada detikcom, Selasa (24/10).
Namun, setelah diresmikan SBY pada 2011, pembangunan kawasan wisata Mandalika tak semulus perencanaan. Pada 3 Maret 2015, Komisi X DPR mempertanyakan mangkraknya pembangunan KEK Mandalika. Dikutip dari laman dpr.go.id, Komisi yang membidangi pendidikan dan pariwisata itu mencatat pemerintah telah menganggarkan dana PMN (Penyertaan modal Negara) sebesar Rp 250 miliar.
"Kami berharap dengan adanya PMN proyek ini dapat segera terselesaikan. Mengingat potensi alam yang dimiliki daerah ini sangat bagus," kata Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya ketika itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Muh Faozal menyatakan pemerintah daerah banyak dirugikan karena, sejak peresmian oleh Presiden SBY itu, PT ITDC nyatanya tak kunjung melakukan pembangunan di KEK Mandalika.
"Kalau melihat dari sisi pariwisata, kita sudah rugi. Rugi momentum, rugi waktu, dan rugi promosi. Bagaimana kita promosi barang tandus, tidak ada apa-apanya, masak kita hanya jualan pantai saja, dari sisi hilir pariwisata saja, kita sudah dirugikan, belum yang lain," kata Faozal kepada pers di Mataram, 22 September 2015.
Sebulan sebelumnya, Presiden Jokowi menyetujui pengucuran dana sebesar Rp 1,8 triliun untuk melanjutkan pembangunan kawasan Mandalika. Dua tahun kemudian, tepatnya Jumat, 20 Oktober 2017, Presiden Jokowi meresmikan beroperasinya KEK Mandalika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Syahdan, Mandalika diambil dari nama seorang putri jelita dalam legenda masyarakat NTB. Konon, karena kecantikannya, Putri Mandalika menjadi rebutan para pangeran. Demi memperebutkan sang putri jelita, para pangeran rela berkorban nyawa.
Sang putri tak mau ada pertumpahan darah karena memperebutkan dirinya. Pada suatu hari menjelang azan subuh, Putri Mandalika mengundang seluruh pangeran yang ingin meminangnya untuk berkumpul di Pantai Seger.
Setelah para pangeran berkumpul, Putri Mandalika, yang mengenakan busana sutra, naik ke atas bukit. Dari atas bukit, sang putri berkata bahwa dia tak ingin terjadi perpecahan di NTB hanya karena dia memilih satu di antara pangeran. Karena itu, Putri Mandalika memilih menceburkan diri ke laut, tubuhnya lenyap ditelan ombak.
Sejak itulah kawasan tersebut dinamakan Mandalika. Puluhan atau bahkan ratusan tahun sejak legenda itu muncul di kalangan masyarakat NTB, presiden ke-6 SBY dan presiden ke-7 Jokowi meresmikan pengembangan kawasan wisata Mandalika.
![]() |