"Penutupan dari tanggal 13 Oktober itu. Nggak setuju lah, nolak mentah-mentah. Pertama, usaha jadi sepi, jalannya susah, orang pada muter. Kendalanya macet kalau muter jauh. Tapi tetap saja nggak setuju walau nggak macet," ucap seorang warga, Rusminah (60), saat ditemui di Jalan Angkasa Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).
![]() |
Protes lainnya datang dari Yusuf (61), yang juga seorang warga sekitar lokasi. Dia mengatakan pemerintah harus mempunyai solusi lebih baik, jika memang harus melakukan penutupan perlintasan dengan alasan keselamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anggota Lembaga Masyarakat Kota, Prasetyo (74) juga menyatakan tidak setuju terkait penutupan perlintasan kereta di Jalan Angkasa Raya. Menurutnya, penutupan ini membuat akses petugas pemadam kebakaran jadi memutar.
"Ada Sudin Kebakaran (sisi timur). Andai terjadi (kebakaran) mau lewat mana? Padahal akses macet. Usul kami ya dibuka satu seperti di Senen," jelas Prasetyo saat ditemui di sekitar lokasi.
![]() |
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak mengatakan penutupan permanen akan dilakukan pada Jumat (3/11) nanti. Usul warga untuk membuka satu lajur belum dapat dipastikan, karena bukan merupakan kewenangan Dinas Perhubungan.
"Permanennya kayak di Senen, kita tanya dulu ke Kementerian Perhubungan. Mereka yang juga punya alatnya. Kita hanya bantu sosialisasi. Kita juga cari solusi enaknya gimana," ucap Harlem saat ditemui. (cim/jbr)