Komnas HAM Sebut Dokumen CIA Jadi Petunjuk Baru Kasus 1965

Komnas HAM Sebut Dokumen CIA Jadi Petunjuk Baru Kasus 1965

Tsarina Maharani - detikNews
Selasa, 24 Okt 2017 18:23 WIB
Foto: Komisioner Komnas HAM M Nurkhoirun bertemu pengurus YPKP 65 (Tsrina-detikcom)
Jakarta - Komnas HAM menyebut dibukanya 39 dokumen rahasia CIA oleh Badan Administrasi Rekaman dan Arsip Nasional AS (NARA), terkait kasus tragedi 1965 di Indonesia dapat dijadikan petunjuk. Namun dokumen itu tidak cukup kuat jika harus menjadi bukti.

"Itu lebih tepatnya dijadiin petunjuk ya. Petunjuk bahwa ada dokumen-dokumen baru yang perlu ditelusuri kembali terkait dengan model atau pola dari pelanggaran HAM berat," ucap anggota Komisioner Komnas HAM, M. Nurkhoiron di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2017).

Nur menyebutkan, misalnya dalam dokumen tersebut berulang kali disebutkan adanya keterlibatan Soeharto. Disebutkan pula bahwa kejahatan kemanusiaan ini merupakan sesuatu yang terpola secara sistematis dan meluas. Apa yang disebutkan dalam dokumen ini harus dicari dulu bukti otentiknya, sehingga benar-benar dapat menjadi bukti hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harus bisa menunjukkan misal, bahwa ini adalah kejahatan yang sistematis. Ya, sistematisnya harus ditunjukkan, misalnya ada perintah. Kalau di dokumen CIA itu Soeharto disebutkan terlibat, nah terlibatnya seperti apa kan kita nggak tahu," papar Nur.

Meskipun hingga saat ini Komnas HAM masih belum menentukan langkah selanjutnya dari dibukanya berkas-berkas tersebut, tetapi Komnas HAM menganggap bahwa dokumen tersebut penting dalam proses pengungkapan sejarah. Menurut Nur masyarakat perlu mengetahui informasi ini secara jelas dan tidak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi.

"Sebagai lembaga negara, peristiwa 1965 yang selama ini ada di Indonesia itu seringkali mengaburkan fakta yang sesungguhnya. Padahal kompleks, tapi yang muncul di publik itu seolah-olah hanya soal G30S/PKI sebagai pihak yang menjalankan kudeta," pungkas Nur. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads