"Meski pun gempa menurun, kita tidak boleh lupa bahwa yang terjadi sebulan terakhir ini mengindikasikan adanya magma yang bergerak menuju permukaan. Estimasi kita, sudah nangkring 18,5 juta meter kubik magma di bawah Gunung Agung," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Karangasem, Bali, Selasa (24/10/2017).
Data dari laporan aktivitas Gunung Agung dalam periode pengamatan 24 jam terakhir menunjukkan jumlah kegempaan rata-rata 50-200 kali. Ini jauh berbeda dengan pekan-pekan sebelumnya yang mencapai rata-rata 500-1.000 kali per 24 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat sejak Senin (23/10) pukul 18.00 WITa hingga pukul 18.00 WITa hari ini, total kegempaan mencapai 274 kali. Gempa-gempa itu terdiri dari tremor non-harmonik sebanyak 4 kali, gempa vulkanik dangkal 122 kali, gempa vulkanik dalam 138 kali, gempa tektonik lokal 9 kali dan gempa tektonik jauh 1 kali.
Dengan periode pengamatan yang sama, asap sulfatara terpantau bertekanan lemah masih terjadi. Namun intensitas asap yang tebal membuatnya membumbung hingga ketinggian 100-400 meter dari permukaan kawah Gunung Agung.
"Uap magma masih terus mengalirkan panasnya ke permukaan. Hal ini logis karena ada perbedaan temperatur antara magma dengan sekitarnya. Aktivitas belum kembali pulih, tekanan di dalam tubuh gunung masih banyak dan belum dilepaskan sepenuhnya," ucap Devy. (vid/asp)











































