Kisah Sri Sang Peneror AS (2)
Gadis Putih Itu Kini Menyesal
Jumat, 27 Mei 2005 11:08 WIB
Jakarta - Ruang sempit berteralis besi. Itulah tempat tinggal Sri Kusumaningsih sekarang. Gara-gara 'mengerjai' Paman Sam, gadis berkulit putih asal Medan, Sumatera Utara ini, harus menekuri dinding rutan Polda Metro Jaya sejak 7 Maret 2005.Yang lebih menyesakkan dada, gadis 20-an tahun itu harus mati-matian menyembunyikan kasusnya dari keluarga besarnya yang berada di Medan. Sri meminta polisi agar keluarganya tidak diberitahu soal perbuatan nekatnya itu."Saya menyesal. Saya nggak mau keluarga tahu. Kasihan mereka," ujar Sri dalam pemeriksaan seperti yang dituturkan Kasat Cyber Crime Polda Metro Jaya Polda Metro Jaya AKBP Petrus Reinhard Golose pada detikcom, Jumat (26/5/2005).Kini perempuan berbadan agak gede itu hanya bisa meratapi nasibnya. Hanya adiknya yang kerap mendampingi menjalani hari-hari di hotel prodeo. Sang adiklah satu-satunya tempat Sri mencurahkan perasaan. Sri bahkan tidak ingin didampingi pengacara saat diinterogasi polisi."Saya yang berbuat, saya yang akan mempertanggungjawabkannya. Saya tidak ingin didampingi pengacara," ujar Sri.Sri bukanlah gadis berpendidikan ala kadarnya. Gadis muda ini mengatongi ijazah diploma III sebuah kampus di Jakarta. Dia cas cis cus berbahasa Inggris. Jadi wajar saja dia diterima bekerja di kapal pesiar Holland American Line, kapal pesiar mewah yang rajin melanglang buana. Di kapal itulah Sri menjalin asmara dengan Dewa Putu Dirga, rekan sejawatnya.Sri mengaku tidak berpikir panjang saat meneror Dewa Putu Dirga, pacar yang meninggalkannya, Kathryn Hopkins yang kemudian dinikahi Dirga dan sekolah menengah George Mason High School, tempat Kathryn mengajar.Gadis yang sehari-harinya berkepribadian ceria dan menarik ini, sebelumnya tidak pernah berurusan dengan polisi. Perbuatannya nyaris tak tercela. Namun sakit hati dan dendam karena merasa ditinggal kawin, telah membutakannya.Abdul AzizSri Kusumaningsih memang hanya nama samaran yang dibuat EK, peneror Amrik itu. Masih ada nama alias lain yang EK buat, yaitu Abdul Azis. Dengan berbekal dua nama itulah EK menyebarkan teror pengeboman yang menghebohkan sekolah George Mason High School dan aparat keamanan setempat.Sri Kusumaningsih dan Abdul Azis adalah nama ciptaan EK untuk mengesankan bahwa Sri dan Abdul adalah pembunuh bayaran. Sri dan Abdul berulang kali mengirimkan ancaman melalui e-mail dan faksimile. "Saya sengaja memilih nama seperti Abdul Azis. Biar kesannya kayak teroris," kata EK.Simak isi e-mail berbahasa Inggris yang dikirimkan Abdul kepada pelajar di Falls Church City Public School, yayasan tempat George Mason High School bernaung, pada tanggal 25 Januari 2005 pukul 12:28 AM:"Nama saya Abdul Aziz. Saya hanya mengingatkan kepada semua pelajar di Falls Church City Public School agar berhati-hati dan siaga karena keselamatan kalian dalam bahaya saat ini dan saat mendatang. Kami tidak mengatakan kapan kami akan menghancurkan sekolah dan menggunakan bom dengan ledakan tinggi untuk menghancurkan seluruh bangunan dan membunuh beberapa pelajar," kata Abdul lewat e-mail ulovemeilovemeyoukillme@yahoo.com.Surat elektronik itu sontak membuat panik seluruh isi sekolah. Aksi EK tak berhenti di sini. Dengan menggunakan nama samaran Sri Kusumaningsih, EK mengirimkan sepucuk surat kepada Kathryn Hopkins. Surat itu disertai bubuk berwarna biru ke rumah Kathryn.EK memalsukan alamat si pengirim. Sri ditulisnya beralamat di Jl Intendans No 58 H Bandung 40153. Padahal surat itu dikirimkan dari Jakarta, tempat tinggal EK saat ini. Stempelnya juga jelas dari Jakarta. "Surat memang sengaja disertai bubuk untuk menakut-nakuti. Seperti teror virus melalui surat. Padahal itu cuma bubuk blau (pewarna pakaian/obat gondongan-red). Di AS, bubuk itu masuk kategori bahan kosmetika," jelas Petrus.Dari penyelidikan, diketahui e-mail dan faksimile yang berulang kali diluncurkan Sri dan Abdul Aziz juga berasal dari Jakarta. Akhirnya, kepolisian Virginia pun mengontak Polda Metro Jaya.Bagaimana kepolisian Metro Jaya mengendus keberadaan Sri? Klik kisah selanjutnya!
(nrl/)