Ketahanan Keluarga Kunci Mencegah Radikalisme

Ketahanan Keluarga Kunci Mencegah Radikalisme

Mustiana Lestari - detikNews
Sabtu, 21 Okt 2017 19:52 WIB
Foto: Dok Kemenko PMK
Jakarta - Keluarga menjadi wahana pertama dan utama dalam pembangunan karakter bangsa. Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, dan berjiwa gotong royong, dimulai dari keluarga.

Menko PMK Puan Maharani mengimbau kepada setiap orangtua Indonesia agar mau meluangkan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu bisa dilakukan dengan bercengkrama di ruang keluarga atau di meja makan sehingga keluarga akan bersifat dinamis.

"Termasuk dengan melakukan bonding atau bersentuhan langsung dengan anak. Dengan begitu akan ada ikatan langsung antara orangtua dan anak," ujar Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puan mengatakan itu di Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga LKK PBNU di Hotel Aryaduta, Jakarta hari ini. Menurutnya, keluarga harus dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan kasih sayang, memperhatikan, membina, dan membantu.

Menurut Puan keluarga perlu memiliki landasan yang memadai secara agama, sosial, budaya, dan ekonomi agar dapat optimal menjalankan perannya. Puan berharap pentingnya membangun keluarga untuk mencegah pemahaman radikal terhadap ajaran agama.

"Ketahanan keluarga bagaimanapun mampu mengikis radikalisme," ungkapnya.
Ketahanan Keluarga Kunci Mencegah RadikalismeFoto: Dok Kemenko PMK

Meski begitu, membangun keluarga merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Pemerintah misalnya telah menggelontorkan dana desa dan program kesejahteraan lainnya yang secara langsung akan mempengaruhi pembangunan ketahanan keluarga.

"Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial terus memastikan bahwa keluarga-keluarga yang tidak mampu dapat memiliki kehidupan yang layak dan mendapatkan pelayanan pendidikan (KIP), pelayanan kesehatan (KIS), bantuan pangan (Rastra), pelayanan kesehatan ibu dan anak (PMT) serta pemberdayaan (PKH), agar dapat memiliki landasan yang memadai dalam menjalankan fungsi keluarga," tuturnya.

Puan mengajak LKK PBNU untuk mengambil peran penting dan gotong royong dalam memperkuat pendidikan karakter berlandaskan Pancasila, baik itu melalui jalur formal (sekolah), non formal (lembaga kursus), maupun informal (pendidikan keluarga, masyarakat, dan sebagainya) di lingkungan NU.

Diakuinya dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi kerap memberikan kuis berhadiah sepeda yang pertanyaannya seringkali terkait Pancasila. Hal itu juga sering dilakukan Puan dalam berbagai kesempatan. Dengan begitu dapat diketahui sejauhmana masyarakat mengerti, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Puan sempat mengajak dua peserta LKK PBNU untuk menghapal Pancasila. Kedua peserta yang terpilih yaitu Azhar Dini, perwakilan LKK NU Jakarta Selatan dan H. M. Jamiluddin, perwakilan LKK NU Kota Mataram, NTB.

Keduanya saat maju lancar menyebutkan urutan Pancasila. Keduanya dihadiahi laptop oleh Puan.

Hadir juga dalam acara ini Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua LKK PBNU Ida Fauziah. (ega/ega)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads