"Rasanya bangga karena baru diakui sebagai warga negara," ujar Novel warga Kelapa Dua Wetan di Hall E, Nusantara Ekspo dan forum, TMII, Jaktim, Sabtu (21/10/2017).
Menurut Novel, dirinya selama ini hanya berbekal surat keterangan semata. "Sudah dua tahun (tanpa identitas) hanya berbekal suket, saya merekam sudah dari 2015," kata Novel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama dapat suket nggak ada barcode, setelah diurus baru keluar barcodenya. Sampai kami tunggu lama enggak ada kabarnya, jawaban selalu sama bilang blanko habis," papar Novel.
Novel berharap ada perbaikan lebih baik dalam pelayanan eKTP. Salah satunya mempercepat keberadaan blanko di kelurahan atau kecamatan.
Sama seperti Novel, Maria (53) juga mengaku sudah menunggu lama e-KTP. Maria sudah merekam datanya semenjak tahun 2015. "Rasanya tahu gimana, ke mana-mana pakai suket. Bahkan, kami mau ngurus bank jadi lama, bank nggak mau nerima suket yang tidak ada barcode, katanya yang ada barcode datanya sudah terintegrasi ke Kemendagri," ujar Maria.
Maria menyesalkan proses pelayanan e-KTP dengan birokrasi yang berbelit-belit. Lantaran pelayanan itu memakan waktu lama. "Kalau mereka yang kerja bagaimana? harus cuti dulu, nunggu lagi sudah gitu bisa makan waktu seharian. Ini kan enggak bener, saya berharapnya ada perbaikan," ungkap Maria. (edo/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini