Cegah Militan Marawi Masuk RI, Polisi Gandeng TNI dan Pemda

Cegah Militan Marawi Masuk RI, Polisi Gandeng TNI dan Pemda

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Jumat, 20 Okt 2017 09:21 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pemerintah mewaspadai masuknya kelompok militan pro-ISIS di Marawi agar tak masuk ke Indonesia. Polri bekerjasama dengan TNI dan pemerintah daerah (pemda) untuk mencegah bahaya tersebut.

"Kita bekerjasama dengan TNI, bekerjasama dengan pemerintah daerah, terus bekerjasama dengan masyarakat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada detikcom, Jumat (20/10/2017).

Setyo menyebut kerjasama dengan TNI berupa pengiriman pasukan di wilayah yang terdekat dengan Filipina. Polisi juga turun langsung ke masyarakat mencegah masuknya militan dari Marawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mengirim pasukan ke perbatasan bersama-sama dengan TNI di Sulawesi Utara. Kemudian bhabinkamtibmas kita itu juga bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk mengantisipasi itu," ujarnya.

Hingga kini belum diketahui apakah sudah ada anggota kelompok pro-ISIS yang masuk ke wilayah Indonesia. Polri juga belum dapat laporan terkait hal itu.

"Saya belum dapat laporannya, nanti harus dicek lagi," imbuhnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnvian juga telah membeberkan cara pencegahan masuknya militan pro-ISIS masuk ke Indonesia. Saat ini, telah disiapkan dua bentuk pintu pengawasan, yakni front door dan back door.

"Front Door melalui jalur udara, itu melalui Jakarta, Manila, Filipina. Back door melalui kepulauan yang ada di utara. Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara. Di sana sudah diperkuat dengan angkatan TNI dan Brimob, sudah bekerja sama dengan masyarakat di sana juga," kata Tito.

Sebelumnya pemerintah Filipina menyebut Marawi sudah aman dari ancaman militan pro-ISIS pasca tewasnya dua pimpinan kelompok tersebut, yakni Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute. Menhan RI Ryamizard Ryacudu khawatir jika ada militan yang lari ke wilayah Indonesia.

"Filipina selatan sudah aman. Nah, sekarang mereka (militan) menyebar. Nah, ini harus diwaspadai terutama jika lari ke Indonesia timur," kata Ryamizard di Kantor Staf Kepresidenan, Gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta Pusat. (nvl/abw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads