"Kita waspadai. Kita bekerja sama dengan intelligent counterparts kita baik yang memiliki aset intelijen di Syria atau aset intelijen di Filipina, untuk mendeteksi apakah mereka kembali atau tetap disana. Kalau kembali ya kita kerahkan upaya penegakan hukum kepada mereka," ujar Tito di Kantor Staf Kepresidenan, Gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2017).
Untuk saat ini, telah disiapkan dua bentuk pintu pengawasan, yakni front door dan back door. Front Door merupakan jalur udara yang meliputi Jakarta, Manila, dan Filipina. Kemudian Back Door adalah pengawasan melalui kepulauan yang ada di utara Indonesia, yaitu Sulawesi Utara dan Kalimantan Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pembentukan batas pengawasan melalui Front Door dan Back Door, Tito mengaku bahwa pemerintah juga menjalin hubungan intelijen baik secara internal maupun eksternal dengan negara lain yang juga memerangi ISIS.
"Menjalin hubungan intelijen baik secara internal maupun eksternal. Hubungan kita baik dengan Turki dan beberapa negara sahabat lainnya yang memerangi hal yang sama (ISIS)," tutup Tito. (rvk/rvk)