"Ah nggak turun ah. Naik kok. Bukan masalah soal ketum," kata pria yang akrab disapa Ical ini setelah menghadiri seminar nasional fraksi Golkar MPR di auditorium Hotel Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2017).
Ical menjelaskan turunnya elektabilitas Golkar bukan disebabkan permasalahan yang sempat dihadapi Novanto. Kendati demikian, Ical meminta Golkar tetap merapatkan barisan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS), elektabilitas Golkar 10,9% atau turun cukup tajam dari tahun sebelumnya.
Survei CSIS untuk 2017 dilakukan pada 23-30 Agustus dengan 1.000 responden secara acak (probability sampling) dari 34 provinsi di Indonesia. Responden adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih. Margin of error survei ini sebesar 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (12/9), elektabilitas PDIP tetap paling tinggi di angka 35,1 persen. Elektabiltas PDIP mengalami kenaikan setiap tahun sejak 2015, meski tidak terlalu besar.
Sementara itu, elektabilitas Golkar disalip oleh Gerindra jika dibandingkan dengan perolehan Pemilu 2014. Dalam Pileg 2014, Golkar berada di posisi kedua, sedangkan Gerindra di posisi ketiga. (adf/jbr)