"Nanti saya ketemuin Menhan-nya. Saya akan ketemu tanggal 25 dengan Menhan Amerika," ujar Ryamizard di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Dokumen itu dibuka oleh lembaga nonprofit National Security Archive (NSA), National Declassification Center (NDC), dan lembaga negara National Archives and Records Administration (NARA). Dilansir dari BBC, laporan itu menguak sejumlah surat dari dan ke Amerika Serikat ketika pembantaian terjadi. Ryamizard menegaskan dia pasti menanyakan hal itu kepada Menteri Pertahanan AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan tanya ini. Ini kan nggak tahu dia, mungkin waktu itu masih kecil juga dia," imbuh Ryamizard.
Sebanyak 39 dokumen dengan tebal 30 ribu halaman tersebut merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia sejak 1964 hingga 1968. Isinya antara lain seputar pertikaian tentara dengan PKI, termasuk efek selanjutnya berupa pembantaian massal. Ryamizard menyebut dokumen itu tak akan membuat keruh suasana di negeri ini. (gbr/nvl)











































