Iti mengungkapkan tindakannya marah-marah kepada warga pemilik bangunan di dekat gerbang masuk menuju kawasan Baduy disebabkan dia merasa kaget ada bangunan berdiri tanpa sepengetahuannya. Belum lagi, kata dia, dirinya merasa bertanggung jawab atas apa pun bentuk pembangunan di daerah yang dipimpinnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tugu Baduy merupakan bentuk pembangunan yang ia lakukan. Dengan berdirinya ruko di dekat itu, ia merasa karya pembangunannya dirusak oleh segelintir orang.
"Itu salah satu bukti bentuk pembangunan yang saya bangun, tapi justru dirusak oleh masyarakat untuk kepentingan segelintir orang dan pribadinya," kata dia.
Menurutnya, dengan gencarnya pembangunan yang ia lakukan, masyarakat seharusnya bahu-membahu membantu pemerintah dalam proses pembangunan di Kabupaten Lebak. Ia menilai tugu Baduy itu dibangun dari pajak rakyat dan sudah semestinya diperuntukkan bagi rakyat pula.
"Saya bilang boro-boro ikut menjaga dan memelihara dan bergotong royong dalam pembangunan. Menjaga dan merawat saja tidak ada, ini malah lebih merusak. Artinya kan ini kan bangunan yang dibangun dari pajak masyarakat, ini bentuk tanggung jawab saya bahwa dari pajak rakyat bentuknya apa? Ya pembangunan," kesalnya. (fjp/fjp)











































