"Nggak susah kalau mau melihat buaya. Buaya itukan berdarah dingin, jadi butuh panas untuk mempercepat metabolisme. Kalau suhu turun, nggak banyak bergerak, kalau untuk meningkatkan suhu mereka butuh berjemur. Kalau berjemur mereka pasti naik kan, nanti kan kelihatan orang kalau misal di situ orang akan lihat," kata Peneliti LIPI Amir Hamidy kepada detikcom, Selasa (17/10/2017) malam.
Amir bisa memastikan buaya yang ada di Kebumen merupakan buaya muara. Ia menuturkan buaya muara banyak terdapat di seluruh wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amir meminta pemerintah turun tangan bila nantinya diketahui bahwa sungai di Kebumen tersebut merupakan habitat dari buaya. Masyarakat juga diminta waspada karena insting buaya yang merupakan hewan liar.
"Tapi intinya itu insting satwa liar jangan dibayangkan kayak anjing dan kucing. Itu intinya masih sama kayak satwa liar ya. Jadi kalau lapar pasti dimakan. Aktifitas di situ harus dilihat, kalau ada yang mencuci, menyeberang, mancing ya harus hati-hati," paparnya.
Sebelumnya warga mengetahui keberadaan usai luapan air sungai Luk Ulo di Dusun Pagak, Desa Kedungwinangun, Kecamatan Klirong, pada Selasa (17/10) pagi. Warga terkejut karena usai hujan deras tersebut muncul buaya sepanjang lebih dari 5 meter.
Warga sempat berusaha menangkap buaya tersebut dengan alat seadanya. Namun karena kewalahan, buaya tersebut dapat kembali bebas ke sungai. (fdu/elz)