"Kejadian yang ketawa itu yang dikonfrontir empat orang kan katanya saya lihat di rekamannya saya ketawa. Itu kan situasi yang memang belum masuk dalam hal-hal misalnya perkara, belum ditanya apa-apa," jelas Miryam saat menjalani pemeriksaan terdakwa dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017).
Miryam pun membenarkan cuplikan pemeriksaan yang menunjukkan dia diberi makanan dan sempat tertawa. Namun dia menegaskan tertawa bukan berarti dia tidak tertekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya tertekan terus mungkin omongannya lagi yang begitu itu lalu saya tersenyum, bisa juga dong. Ada orang marah, diam ada yang ngamuk-ngamuk," sambung Miryam.
Miryam pun menyebut hasil karangan BAP-nya sempat membuat penyidik senior Novel Baswedan senang. Miryam menyebut Novel sampai memberikan nomor ponselnya kepada Miryam.
"Saya lihat Pak Novelnya, setelah saya ngarang, Pak Novel senang. Saya juga senang. Buktinya, dia kasih nomor HP ke saya, terus bicara, 'Kalau ada apa-apa, bicara ke saya,'" ucap Miryam.
Miryam juga bicara soal penggunaan kalkulator dalam cuplikan video pemeriksaannya. Hal itu juga terkait karangan BAP pembagian uang.
"Kan waktu ngarang saya itu terus saya cerita waktu saya ngarang dia tanya berapa sih yang dibagi," bebernya. (ams/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini