"Iya. Saya yang pertama lupa," kata Miryam dalam sidang saat pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017).
Miryam mengaku diberi salinan BAP kemudian mencoret-coretnya sendiri. Kemudian hasil tulisan tangannya diketik ulang penyidik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Miryam tidak membaca ulang hasil revisi BAP-nya. Dia mengaku sudah tidak fokus dan langsung tanda tangan.
"Dibacanya karena sudah nggak fokus lagi, Yang Mulia. Ya situasi saya juga masih tertekan hebat, saya hanya baca, tanda tangan, paraf," jelasnya.
Miryam kemudian menggambarkan proses pemeriksaannya. Dia mengaku lelah diperiksa selama 7-8 jam.
"Yang Mulia coba bayangin. Saya masuk pukul 10.00 WIB, BAP itu diketiknya, dikasih lagi ke saya jam 19.00-20.00 WIB. Bisa bayangkan nggak saya udah tertekan disodorkan (BAP)," jelasnya.
"Pemeriksaan ketiga tidak pernah tunjukkan BAP pertama dan kedua, yang ketiga itu pertanyaannya nggak banyak, nggak lama, yang keempat juga sama, nggak banyak karena saya mabok duren, pusing, mual-mual, muntah-muntah mungkin nggak tega juga. Biasa pulang sekitar pukul 19.30-20.00 WIB, yang terakhir pukul 17.00-an udah pulang," sambungnya.
Miryam pun kembali ditanya soal penerimaan duit dari terdakwa e-KTP Sugiharto. Dia menyebut pada BAP pertama memang ada pertanyaan tersebut, namun pada BAP selanjutnya berbeda pertanyaan.
"Seingat saya, keterangan keempat tidak ada pertanyaan soal aliran dana," ujarnya.
Hakim Anshori pun menyebut karangan Miryam kebetulan cocok dengan keterangan dua terdakwa e-KTP Irman dan Sugiharto. Saat dicecar lebih lanjut, Miryam mengaku lupa.
"Keterangan Ibu kebetulan cocok sama keterangan Irman sama Sugiharto," ujar hakim Anshori.
"Ya, waktu bersaksi di sini kan Pak Sugiharto bilang mau ngasih ke saya tiga kali tahun 2011, terus yang nerima nenek-nenek diperlihatkan wajahnya difoto di depan," jelas Miryam.
"Ada nggak karangan itu," tanya hakim Anshori.
"Saya lupa," jawab Miryam. (ams/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini