"Saya kalau kamu lihat ya, hampir tidak pernah cemberut ya. Saya suka, karena rasa suka itulah beban pekerjaan seberat apapun itu terasa ringan, karena suka itu lah kita terus semangat," ujar Djarot saat ditemui di Balaikota, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).
Djarot mengatakan keluhan dari masyarakat selama ini bukan beban. Namun, keluhan tersebut melainkan bentuk tanggung jawab sebagai pimpinan daerah. Ia juga mengatakan tidak pernah ada duka selama masa kepemimpinannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sedikit bercanda oleh media, Djarot berkata kerap kesal dengan para wartawan yang bertanya macam-macam. Hal ini tentu berbeda saat ia menjadi seorang pengajar.
"Hanya saja terus terang, dukanya begini, bukan duka sih, kesel. Ya dibuntuti oleh teman-teman ini (para wartawan). Pertama itu pertanyaan banyak banget, ini begitu sulit, beda waktu saya jadi dosen. Kalau sama anda semua pertanyaan dari a sampai z," jelasnya.
"Pertanyaan itu pertanyaan yang nggak nyambung, pusing saya 'ngopo toh aku le'. Itu bukan duka, tapi dinamika, tapi kan manusiawi dong," imbuhnya.
Ia juga mengatakan dirinya tidak sedih saat harus meninggalkan jabatannya. Namun, ia merasa terharu serta bangga kepada warga DKI Jakarta.
"Kalau sedih saya nggak, saya cuma terharu dan bangga. Hanya saja kelemahan saya adalah banyak lihat orang menangis saya ikut terharu. Banyak orang menangis karena peristiwa tertentu, jadi ikut," tuturnya. (cim/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini