Selain itu, jendela-jendela di sekolah ini juga kebanyakan sudah dimakan olah rayap. Toilet yang harusnya digunakan untuk siswa juga kondisinya memprihatinkan. Aliran air di toilet tersebut juga tidak mengalir, jika ingin buang air besar, siswa kadang terpaksa pergi ke kebun atau pulang ke rumah.
"Anak-anak ke toilet ke situ aja, ke WC aja (tapi) nggak disebor. Kadang ke belakang ke kebon, kalau buang air besar pulang," kata Nana Nurjanah Kepala Sekolah SD Sukabela kepada wartawan di Kasemen, Kota Serang, Jumat (13/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak ditutup ngeganggu, heureuy (becanda) bae," katanya. Ditambah, pihak sekolah juga menurutnya terpaksa menutup retakan dengan lemari sekolah juga papan tulis bekas.
"Jendela juga banyak yang bolong keropos, ditutupin pakai gambar," tambahnya.
Pihak sekolah sendiri, lanjut Nana belum memberikan informasi ini kepada pihak Dinas Pendidikan Kota Serang. Karena terakhir, sekolah baru saja meminta bantuan untuk pembangunan pagar dan paving block. Kebutuhan tersebut menurutnya karena lapangan upacara milik sekolah selalu becek ketika hujan.
Seingat Nana, bangunan di blok kelas 1 sampai kelas 3 yang rusak direnovasi sekitar tahun 2011. Namun dengan berjalannya waktu, bangunan di tiga lokal tersebut rusak dan terdapat retakan. Ia sendiri tidak memungkiri bahwa kebutuhan renovasi di lokal kelas tersebut memang dibutuhkan.
"Selagi ada kebutuhan bikin proposal, ya namanya usaha minta bantuan," ujarnya.
(bri/tfq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini