Suatu sore di hari Senin (9/10), detikcom berkesempatan menyusuri sejumlah jalan di jantung Kota Brussel dengan berjalan kaki. Perjalanan dimulai dari kawasan Egmont Park di belakang The Hotel Brussel.
Kemudian melintasi Jalan Rue Joseph Dupont berbelok ke Rue de la Regence untuk selanjutnya ke arah Rue des Sablons.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terkait keistimewaan pejalan kaki, setiap kali harus menyeberang dan melewati zebra cross, pejalan kaki tak perlu peduli terhadap mobil yang akan melintas, langsung menyeberang saja. Di Brussel, mobil yang lewat di jalan tersebut akan otomatis berhenti, secepat apa pun dia sebelumnya.
Para pengendara memberikan kesempatan kepada pejalan kaki untuk lewat terlebih dahulu. Apabila di lokasi yang cukup ramai dan yang menyeberang begitu banyak, para pejalan kaki akan 'tahu diri' dan mempersilakan mobil melintas sejenak.
Itu situasi ketika di zebra cross tersebut tak ada lampu lalu lintas yang menandakan pejalan kaki dibolehkan melintas. Jika ada lampu lalu lintas, tentu pengaturannya disesuaikan dengan warna lampu. Biasanya lampu lalu lintas untuk pejalan kaki baru ada di jalan atau perempatan besar.
![]() |
Situasi ini seakan berbeda dengan di Indonesia yang kadang sudah ada lampu merah saja pengendara tetap nakal dan tak membiarkan pejalan kaki lewat.
Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit, sampailah di Manneken Pis, sebuah patung anak kecil tak bercelana yang begitu mendunia. (rna/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini