"Persiapan terbang telah dilakukan. Flight plan dan uji coba telah dilakukan dari landas pacu di Kubu, Karangasem. Siang tadi, flight plan terbang berputar Gunung Agung hingga ketinggian 11.500 kaki menggunakan Tawon 1.8," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada detikcom, Rabu (11/10/2017).
Sutopo menambahkan, ketika drone terbang di ketinggian 6.000 kaki, kamera mengalami masalah. Untuk menghindari terjadinya terbang tanpa visual, Tawon 1.8 dikembalikan ke daratan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, masalah kamera tersebut sudah diatasi dan telah diperbaiki. Tawon 1.8 akan kembali diterbangkan untuk merekam gambar kawah Gunung Agung pada Kamis (12/10) pagi di wilayah Kubu, Karangasem.
"Rencana misi penerbangan akan dilakukan kembali besok pagi dari Kubu," ucap Sutopo.
BNPB memiliki dua unit drone yang mampu terbang hingga ketinggian 13 ribu kaki, yakni Tawon 1.8 dan Koax 3.0. Dua drone tersebut merupakan jenis fixed-wing berbahan bakar etanol dengan kemampuan mesin yang mumpuni untuk mencapai kawah Gunung Agung yang setinggi 10.400 kaki.
"Penggunaan drone untuk penanggulangan bencana bukanlah hal yang baru. Untuk kebutuhan kaji cepat yang efektif, drone sangat bermanfaat. Keluwesan terbang drone, baik vertikal maupun horizontal dalam jangkauan tertentu, serta kemampuan mengambil gambar dari ketinggian tertentu, drone telah menawarkan gambar atau landskap berbeda dalam melihat peristiwa bencana," ungkap Sutopo.
Beberapa kali BNPB bersama Lapan, BIG, BPPT, TNI, Basarnas, BPBD, dan relawan menerbangkan drone untuk penanganan bencana seperti dalam penanganan letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud, banjir Jakarta, longsor Ponorogo, longsor Banjarnegara, dan lainnya. Sebuah studi yang dilakukan Palang Merah Amerika Serikat menyebutkan drone adalah salah satu teknologi baru yang paling menjanjikan dan ampuh untuk meningkatkan respons bencana.
"Gambar dan video yang dihasilkan dari drone menjadi sumber informasi yang penting bagi pemerintah selaku pemegang keputusan, dan bagi masyarakat dalam angka memberikan informasi, edukasi,dan menumbuhkan kesiapsiagaan," pungkas Sutopo. (vid/ams)











































