"Baru tahu saat ini, Mas. Gimana ya? Semoga anak saya baik-baik saja," jelas Sulastri sambil mengusap air mata, Rabu (11/10/2017).
Sulastri pun memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan negara lain yang merasa dibohongi anaknya.
"Saya sebagai ibu hanya bisa mohon maaf ke semuanya, masyarakat Indonesia. Pak Jokowi, Pak Habibie, mohon dimaafkan anak saya. Semua orang, jenderal, pun punya kesalahan, Mas. Mohon dimaafkan," ucap Sulastri dengan suara terbata-bata karena menangis.
![]() |
Sulastri menambahkan, selama kuliah, Dwi tidak pernah memberi kabar soal jurusan perkuliahannya. "Tidak pernah ngabari, Mas. Tahunya ya di TV anak saya kok dapat penghargaan soal roket," tutur Sulastri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penelusuran detikcom, Sulastri tinggal sendirian. Dwi Hartanto sudah pindah domisili KTP sejak dua tahun lalu di Yogyakarta dengan alamat Condong Catur Desa Krajan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.
Dwi merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya, Muhamad Suhartono, saat ini bersekolah dan bekerja di Australia.
Diketahui pencabutan penghargaan itu berdasarkan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Belanda Nomor SK/029/KEPPRI/IX/2017 tentang Pencabutan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Belanda SK/023/KEPPRI/VIII/2017 tentang penghargaan kepada DR. IR Dwi Hartanto.
Surat itu diteken Duta Besar I Gusti Agung Wesaka dan ditetapkan pada 15 September 2017. Keputusan ini di-publish di laman resmi KBRI Den Haag pada 5 Oktober 2017. (/dnu)