Ini Prestasi Para Mahasiswa Penganalisis Investasi

Ini Prestasi Para Mahasiswa Penganalisis Investasi

Mustiana Lestari - detikNews
Selasa, 10 Okt 2017 16:01 WIB
Foto: Dok President University
Jakarta - Meski masih menjadi mahasiswa, namun Antonius Adi Prasetya dan Nico telah berjaya di kompetisi analisis investasi, The 4th Padjadjaran Financial Festival (PFF) 2017. Ajang ini mengambil tema 'Pengadopsian Teknologi Finansial di Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal Indonesia' dan diselenggarakan pada 1-3 Oktober 2017.

Mahasiswa President University ini berhasil menjadi juara I mengalahkan Universitas Indonesia dan Universitas Prasetya Mulya yang masing-masing menempati Juara II dan III.

Keduanya memang pernah juga memenangi The 16th Indonesia Capital Market Student Studies (ICMSS) 2017. Berbeda dari sebelumnya, pada PFF, bersama Amelia Frian, keduanya mampu melewati dua babak yaitu analysis paper submission dan final stage presentation.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada babak final ada 9 tim (masing-masing tim 3 orang) dari 7 universitas yang berbeda yaitu UI, Prasetya Mulya, UII, Unnes, ITB, MH Thamrin dan President University. Tim kami terdiri dari Antonius Adi Prasetya angkatan 2014, Amelia Frian angkatan 2015 dan saya sendiri juga angkatan 2015," ungkap Nico dalam rilisnya, Selasa (10/10/2017).

Nico mengungkapkan dia menggunakan nama Rey Capital sebagai nama timnya. "Nama Rey itu dalam bahasa Spanyol artinya raja dan ratu, kami berharap semoga nanti bisa jadi pemimpin di pasar modal," ucap Nico lagi.

Dalam kompetisi analisis investasi tersebut, tiga mahasiswa President University mengumpulkan data-data sekitar 2 minggu yang kemudian mendiskusikannya selama 2 minggu juga. Jika ada yang masih kurang paham, dikonsultasikan kepada para dosen untuk mendapatkan masukan.

"Kami setiap hari berdiskusi, dan saling membagi tugas, dimana Amel di bagian model bisnis, Pras di bagian makro ekonomi dan industri. Sementara saya di bagian valuasi dan analisis performa keuangan. Kami saling back up satu sama lain dan totalitas buat persiapan lomba mulai dari cara presentasi dan menjawab pertanyaan," ungkap Nico.

Kemudian setelah itu, paper tiga peserta yang memuat analisis salah satu saham yang ada di IDX (bursa efek) dinilai. Dalam paper tersebut, para perserta harus merekomendasikan saham, sebaiknya buy (beli), sell (jual), atau hold (tahan).

Ada tiga perusahaan yang bisa dipilih dan dianalisis oleh para peserta, yaitu INAF (Indofarma), PWON (Pakuwon Jati) dan MAIN (Malindo Feedmill). Rey Capital memilih Malindo Feedmill yang bergerak di bidang poultry (unggas) karena kondisi industrinya cukup menarik untuk dibahas.

Amel menambahkan, timnya juga memilih saham ini dengan mempertimbangkan kondisi makro ekonomi dan industri yang bisa mempengaruhi performa perusahaan.

"Di sini kami mempelajari bisnis model, kondisi keuangan, valuasi dan potensi resiko yang bisa dialami perusahaan tersebut. Kompetisi ini cukup menantang karena kami tidak hanya fokus ke satu faktor, tetapi harus mempertimbangkan banyak sekali variabel yang akan mempengaruhi penilaian kami akan performa dan prospek perusahaan tersebut. Tetapi tantangannya itu yang membuat analisisnya jadi seru karena kami dituntut untuk melihat sesuatu dari berbagai macam sisi," ungkap Amel.

Dengan hasil juara ini, mereka pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk para dosen yang telah memberi mereka masukan. (ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads