Gerakan dengan singkatan 5NG itu jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi Jateng Gayeng mengintip orang hamil. Pada semester I tahun ini tercatat AKI menurun 25% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, dari data yang dimilikinya, usaha pemerintah Provinsi Jateng sebelum ada 5NG AKI juga membuahkan hasil. Pada tahun 2014 mencapai 711 kasus, kemudian menurun di tahun 2015 menjadi 619 kasus. Di tahun 2016 angkanya terus turun menjadi 602 kasus dan pada semester awal 2017 ada 227 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keyakinan Yulianto disebabkan karena adanya gerakan 5NG yang memaksimalkan usaha menekan AKI. Kesadaran masyarakat untuk memperhatikan kesehatan ibu menjadi terpicu sehingga AKI bisa terus berkurang.
"Gerakan 5NG yaitu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng diluncurkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Surakarta pada Juli 2016 lalu, dan ini mulai menunjukkan hasil, kesehatan ibu juga membaik dan tentunya ya itu, kesadaran masyarakat meningkat sehingga angka kematian ibu bisa ditekan," terang Yulianto.
Warga diajak ikut berpartisipasi dalam 5NG antara lain yang tergabung menjadi kader PKK dan bidan desa. Edukasi terus dilakukan untuk para perempuan sejka pra kehamilan hingga persalinan.
"Tidak butuh waktu lama gerakan itu terdengar di masyarakat. Ternyata setelah kita amati, mempunyai daya ungkit yang cukup signifikan," ujarnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan perilaku hidup bersih juga menjadi faktor yang berpengaruh menekan AKI. Ia dan istrinya, Siti Atikoh Ganjar Pranowo yang juga sebagai Ketua PKK Jawa Tengah pun kerap melakukan sosialisasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
"Salah satu cara yang paling tepat untuk mengurangi jumlah AKI di Jateng adalah dengan mengintensifkan program Nginceng Wong Meteng dan mengoptimalkan peran serta masyarakat, khususnya PKK dan para mahasiswa, program tersebut akan berjalan lebih efisien," tandasnya.
Selain AKI pemerintah Provinsi Jateng juga sedang berusaha menekan kasus kematian bayi dan juga jumlah bayi penderita gizi buruk. Tercatat pada semester I 2017 ada 2.333 kasus kematian bayi, sedangkan bayi penderita gizi buruk ada 0,03% dari jumpah populasi. Jumlah tersebut juga turun dari tahun kemarin. (alg/ega)