"Betul Saudara Dwi bagian dari Visiting World Class Professor tahun 2016. Saat itu, yang bersangkutan mengaku bahwa dirinya merupakan assistant professor di TU Delft Belanda dan siap berkolaborasi dengan akademisi dalam negeri," jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Senin (9/10/2017).
"Bahkan, bila merujuk ke berbagai pemberitaan di media massa sebelum penyelenggaraan acara Visiting World Class Professor tahun lalu, Saudara Dwi sudah disorot atas prestasinya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun demikian, meski Dwi Hartanto saat ini melakukan kesalahan, kegiatan Visiting World Class Professor 2016 tetap merupakan acara yang berlangsung secara baik dan bermanfaat bagi ilmuwan diaspora serta akademisi dalam negeri.
Ghufron mengatakan, selain Dwi, masih banyak peserta dan akademisi lainnya yang memiliki dedikasi dan integritas yang baik dalam dunia ilmu pengetahuan. Ghufron juga meminta para ilmuwan di Indonesia tidak menghakimi dan mengucilkan Dwi.
"Bagi kami, Dwi Hartanto pun sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang. Kami juga mengimbau para ilmuwan Indonesia di luar negeri untuk membantu Dwi memperbaiki dirinya, janganlah kita kemudian menghakimi, tetapi kita arahkan dan berikan kesempatan. Jalan karier Dwi masih panjang, mari kita tegur, kita ingatkan dan kita bantu ke arah yang baik," imbuhnya.
Sementara itu, Dwi dalam pernyataan maafnya mengatakan kehadirannya dalam acara tersebut untuk memenuhi undangan. Berikut ini penjelasan Dwi Hartanoto dalam pernyataan maafnya:
Klarifikasi mengenai keterlibatan dalam acara Visiting World Class Professor
Klarifikasi saya adalah sebagai berikut:
Kehadiran saya memenuhi undangan acara Visiting World Class Professor di Jakarta adalah benar, sebagaimana postingan saya di akun Facebook pada 27 Desember 2016. Akan tetapi tidaklah benar saya memiliki kompetensi sebagaimana yang menjadi alasan saya diundang pada acara tersebut.
Pada saat mengikuti acara tersebut, saya bukanlah seorang doktor ataupun assistant professor pada bidang kedirgantaraan seperti roket dan pesawat tempur. Namun saya saat itu masih merupakan mahasiswa doktoral. (nvl/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini