"Ini kalau kita mau tahu, sejarah Golkar tahun '64, dulu Golkar ini didirikan oleh tokoh-tokoh dari TNI. Ini sejarahnya gitu. Jadi kalau jenderal masuk Golkar berarti kembali ke khitah," ujar Idrus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Idrus justru merasa bersyukur atas adanya jenderal dalam Partai Golkar. Bahkan ia membuka peluang besar untuk jenderal TNI masuk ke Golkar lebih banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena memang dulu Golkar ini didirikan oleh tokoh-tokoh TNI. Jadi kalau ada yang mau masuk jangan hanya 2 dan 3, tapi masuk lagi aja yang banyak. (Gatot) juga kenapa tidak, masuk saja semua," lanjutnya.
Sebelumnya, Partai Golkar melakukan perombakan terhadap sejumlah pengurusnya, termasuk untuk posisi Korbid Polhukam. Dengan formasi baru, DPP Golkar kini dibekingi 3 jenderal.
Ketiga purnawirawan pensiunan TNI/Polri yang mengisi posisi di DPP Golkar itu adalah Letjen TNI (Purn) Haji Lodewijk Freidrich, yang menjabat Koordinator Bidang Kajian Strategis dan Pengembangan SDM sejak pengurus periode Golkar 2016-2019 dibentuk. Selanjutnya ada Letjen TNI (purn) Eko Wiratmoko, yang menggantikan Yorrys Raweyai, sebagai Korbid Polhukam, dan Letjen (purn) Benny Mamoto menggantikan Aziz Syamsuddin sebagai Kabid Desentralisasi. (lkw/bag)











































