"Yang kita inginkan adanya soliditas, adanya kebersamaan satu langkah dalam rangka untuk menjamin adanya akselerasi kerja. Kenapa? Karena di hadapan kita ini banyak sekali momentum-momentum politik yang harus dihadapi secara bersama-sama," jelas Idrus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Lebih lanjut ia menyampaikan adanya revitalisasi ini bukan hanya soal soliditas. Tapi juga banyak alasan yang akan dibeberkan saat rapat pleno mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan siapa pun yang ada dalam kepengurusan partai perlu ada soliditas dan kebersamaan. Agar target politik partai bisa tercapai.
"Siapa pun yang mengurusi partai itu perlu kesolidan, perlu kebersamaan, karena kita orientasinya adalah kinerja, supaya target-target politik bisa kita capai," imbuhnya.
Idrus meyakini revitalisasi ini telah diketahui oleh seluruh pengurus DPP Partai Golkar. Padahal sebelumnya Ketua Harian Golkar Nurdin Halid mengatakan belum tahu soal pencopotan Yorrys.
"Nggak, nggak ada kita punya keyakinan karena pengurus Partai Golkar itu pasti sudah membaca AD/ART. Membaca tata kerja dan juga membaca hasil rapat keputusan rapimnas," ujar Idrus.
Ia pun membantah jika dikatakan keputusan ini diambil saat Ketua Umum Setya Novanto berada di rumah sakit sehingga menimbulkan dugaan adanya subjektivitas dalam revitalisasi tersebut.
"Ketum ini kan langsung mimpin partai, pada saat sebelum sakit kan sudah melakukan proses revitalisasi. Jadi bukan setelah sakit jadi proses revitalisasi itu sudah disampaikan Ketum saat rapat pleno dan sebelum beliau sakit jadi sebenarnya sudah," tegasnya.
"Keseluruhan alasan baru akan disampaikan dalam rapat pleno," pungkasnya. (lkw/bag)