Sekjen Golkar: Yorrys Dicopot Agar Ada Soliditas Partai

Sekjen Golkar: Yorrys Dicopot Agar Ada Soliditas Partai

Hary Lukita Wardani - detikNews
Senin, 09 Okt 2017 17:21 WIB
Idrus Marham (Andika/detikcom)
Jakarta - Yorrys Raweyai dicopot dari jabatan Korbid Polhukam DPP Partai Golkar dan digantikan Letjen TNI (Purn) Eko Wiratmoko. Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menjelaskan revitalisasi ini untuk menjaga solidalitas partai.

"Yang kita inginkan adanya soliditas, adanya kebersamaan satu langkah dalam rangka untuk menjamin adanya akselerasi kerja. Kenapa? Karena di hadapan kita ini banyak sekali momentum-momentum politik yang harus dihadapi secara bersama-sama," jelas Idrus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/10/2017).

Lebih lanjut ia menyampaikan adanya revitalisasi ini bukan hanya soal soliditas. Tapi juga banyak alasan yang akan dibeberkan saat rapat pleno mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan hanya itu, banyak alasan yang perlu dijadikan dasar dan nanti akan kita jelaskan semua. Ketum sudah menyusun alasan, baik alasan konstitusional ataupun alasan kepentingan bagaimana kepengurusan ini bisa jalan dengan baik kemudian ada kebersamaan, ada soliditas betul kita orientasi kerja, orientasi karya ya itu semua sudah ada," terang Idrus.

Ia mengatakan siapa pun yang ada dalam kepengurusan partai perlu ada soliditas dan kebersamaan. Agar target politik partai bisa tercapai.

"Siapa pun yang mengurusi partai itu perlu kesolidan, perlu kebersamaan, karena kita orientasinya adalah kinerja, supaya target-target politik bisa kita capai," imbuhnya.

Idrus meyakini revitalisasi ini telah diketahui oleh seluruh pengurus DPP Partai Golkar. Padahal sebelumnya Ketua Harian Golkar Nurdin Halid mengatakan belum tahu soal pencopotan Yorrys.

"Nggak, nggak ada kita punya keyakinan karena pengurus Partai Golkar itu pasti sudah membaca AD/ART. Membaca tata kerja dan juga membaca hasil rapat keputusan rapimnas," ujar Idrus.

Ia pun membantah jika dikatakan keputusan ini diambil saat Ketua Umum Setya Novanto berada di rumah sakit sehingga menimbulkan dugaan adanya subjektivitas dalam revitalisasi tersebut.

"Ketum ini kan langsung mimpin partai, pada saat sebelum sakit kan sudah melakukan proses revitalisasi. Jadi bukan setelah sakit jadi proses revitalisasi itu sudah disampaikan Ketum saat rapat pleno dan sebelum beliau sakit jadi sebenarnya sudah," tegasnya.

"Keseluruhan alasan baru akan disampaikan dalam rapat pleno," pungkasnya. (lkw/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads