Nyatanya, gempa ini sudah terjadi sejak akhir September lalu. Hingga Minggu (1/10), gempa di Jalilolo sudah terjadi lebih dari 1.000 kali.
"Hasil monitoring kegempaan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak Rabu (27/9) hingga Minggu pagi (1/10) di Jailolo, Halmahera Barat, menunjukkan bahwa sudah terjadi gempa bumi sebanyak 1.582 kali," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi, sebagaimana dikutip dari situs BMKG, Senin (9/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, gempa yang dapat dianalisis parameternya sebanyak 412 kejadian. Dan gempa yang dirasakan dengan kekuatan kurang dari 5 SR sebanyak 74 kejadian.
"Fenomena kegempaan semacam ini pernah terjadi di Jailolo selama periode November-Desember 2015. Saat itu juga terjadi frekuensi kejadian gempa bumi sangat tinggi mencapai 1.001 kali dengan kekuatan kurang dari 5,0 SR," ujarnya.
![]() |
Gempa semacam ini disebut gempa swarm. Gempa ini memiliki karakteristik muncul dalam serangkaian aktivitas yang magnitudonya kecil dan frekuensi kejadian sangat tinggi. Gempa ini berlangsung dalam waktu relatif lama di suatu kawasan, tanpa ada gempa bumi kuat sebagai gempa utama.
Riyadi mengatakan BMKG akan terus memonitoring aktivitas swarm Jailolo dan sekitarnya. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.
Dilihat dari situs BMKG, gempa di Jailolo juga sempat terjadi tiga kali pada Jumat (6/10) dan dua kali pada Sabtu (7/10). (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini