Berdasarkan pantauan detikcom di Jalan KH Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, beton pembatas perlintasan kereta yang dipasang Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat pada dini hari tadi dibuka warga. Mereka membuat celah jalan selebar 1-2 meter agar sepeda motor bisa melintas. Titik kemacetan tidak terhindarkan akibat kereta yang melintas di jalur tersebut.
"Sebetulnya bukan tidak mau melaksanakan program pemerintah UU keselamatan jalur sebidang, tetapi perlu ada kajian teknis. Harus ada simulasi dan sosialisasi lalin sebelum pelaksanaan dilakukan," ujar Ketua RW 7 Duri Pulo Ahmad Haris Alfian kepada detikcom, Sabtu (7/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harap tidak lanjut buat permanen, kalau wilayah lain tutup banyak jalan alternatif," paparnya.
Ahmad mengatakan warga berkeras menolak penutupan permanen pintu rel kereta Duri Pulo. Alasannya, menyulitkan lalu-lalang warga.
"Warga menjadi terisolasi karena ditutup jalan utama, nggak ada lagi. Selain itu, wilayah kita merupakan jalur terpadat dengan jumlah jiwa diperkirakan 20 ribu jiwa. Jika terjadi masalah seperti kebakaran atau banjir bagaimana? Kalau ditutup, maka proses evakuasi sulit dilakukan," katanya. (edo/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini