"Tetap kita tutup, cuma sekarang kita tunda dulu, situasi dikondusifkan. Karena massa yang berkumpul terlalu banyak, khawatir akan menimbulkan anarkis," kata Edi saat ditemui di lokasi, Sabtu (7/10/2017) dini hari.
Edi menjelaskan, alasan warga menolak proses penutupan perlintasan KA karena enggan melewati jalur flyover yang ada di atas jalur kereta. Padahal itu akan membahayakan keselamatan banyak orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Mereka ngakunya jauh jalan berputar. Jadi tidak mementingkan keselamatan orang lain, padahal sudah ada flyover tapi tidak dipergunakan, jadi banyak yang lawan arus," jelas Edi.
Menurutnya Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menutup 126 pintu perlintasan kereta api sebidang. Ini menyusul naiknya frekuensi perjalanan commuterline yang melintas.
"Rencananya ada 126 titik perlintasan kereta api sebidang rinciannya 72 tidak dijaga dan 54 perlintasan dijaga. Untuk penertiban diutamakan bagi perlintasan yang sudah memiliki underpass atau flyover di 19 titik," papar edi.
Sebelumnya, warga Duri Pulo, Gambir berkerumun di pintu perlintasan kereta api di Jl KH Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, sejak tengah malam tadi, Jumat (6/10). Mereka menolak penutupan jalan dengan pagar beton.
Akibat peristiwa ini, polisi melakukan pengalihan arus di kolong Jl KH Hasyim Ashari. Kendaraan dari arah Grogol diputarbalikkan kembali. (adf/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini