Terkait politik TNI, dalam pidatonya Jokowi mengingatkan amanat dari Jenderal Sudirman tentang jati diri TNI. Politik TNI adalah politik negara.
"Saya ingat pesan Jenderal Sudirman tentang jati diri TNI, yang saya yakin sangat relevan sampai sekarang. Bahwa politik tentara politik negara, politik TNI adalah politik negara. Loyalitas TNI adalah loyalitas negara," ujar Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan penuh rasa optimisme, saya mengatakan bahwa TNI akan menjadi angkatan bersenjata yang semakin disegani oleh negara-negara lain," kata Jokowi.
"Yang akan menjadi kekuatan besar di regional, di Asia, dan dengan penuh keyakinan saya percaya bahwa TNI akan selalu menjadi yang pertama, yang terdepan dalam menjaga persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambahnya.
Sebagai yang terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, TNI diharapkan selalu menjaga netralitas dan tidak terjun ke dalam politik praktis. Untuk itu Jokowi mengingatkan jika TNI adalah milik negara ini yang berdiri di atas semua golongan.
"TNI adalah milik nasional yang berada di atas semua golongan, yang tak terkotak-kotak dengan kepentingan politik yang sempit dan tak masuk ke kancah politik praktis. Yang selalu menjamin netralitas politik di NKRI ini," tegas Jokowi.
Dengan tidak terjunnya TNI ke politik praktis, Jokowi berharap TNI dapat ikut serta dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan di negeri ini. Terutama dalam membangun kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia.
"Tak ada jalan lain bahwa kita harus bergegas membangun jalan ekonomi kita harus Indonesia-sentris. Bagaimana doktrin tuntutan pertahanan semesta yang dipegang teguh TNI, harus menjaga stabilitas politik dan keamanan, harus menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap negara kita Indonesia," ujarnya.
Pancasila sebagai dasar dan pemersatu bangsa tak lepas dari berbagai ancaman yang dapat merusak keutuhan NKRI. Jokowi berpesan kepada TNI agar selalu waspada terhadap ancaman tersebut.
"Kita harus waspada terhadap rongrongan dari dalam yang mengganggu Pancasila sebagai dasar negara kita, dan juga harus waspada terhadap upaya perang nyata di bidang budaya dan ekonomi di era perkembangan bebas dan teknologi yang maha-cepat ini," paparnya.
Gayung bersambut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam pidatonya menegaskan kesetiaan TNI pada NKRI. Dengan tegas Gatot mengingatkan, kesetiaan TNI tak perlu diragukan.
"Jangan ragukan TNI kesetiaannya," kata Gatot saat memberi sambutan.
Menurut Gatot, HUT TNI ke-72 adalah momentum yang membahagiakan dan membanggakan. Sampai kapan pun TNI akan selalu setia dan menjunjung tinggi sumpah prajurit.
"Izinkan saya menegaskan kembali, sekali lagi bahwa sampai kapan pun TNI akan setia dan menjunjung tinggi sumpah prajurit yang tadi disampaikan Bapak Presiden," tegas Gatot.
Kesetiaan TNI pada NKRI berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Gatot mengingatkan kesetiaan itu merupakan sendi utama yang melekat erat pada setiap jiwa dan raga prajurit TNI.
"Bagi kami, kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, adalah sendi utama yang melekat erat pada setiap jiwa dan raga prajurit TNI," imbuhnya.
Dalam bersikap, TNI selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan mana pun. Menjawab pesan Jokowi, Gatot menegaskan TNI selalu taat pada atasan, yaitu Presiden Republik Indonesia selaku panglima tertinggi.
"Sikap yang selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan mana pun serta taat pada atasan, yaitu presiden, yang dipilih secara sah sesuai konstitusi," ucapnya. (nvl/gbr)