"Penambahan jumlah pengungsi tidak lepas dari psikologi masyarakat yang ketakutan. Jadi sekarang kita lakukan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahayanya bagaimana," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Posko Komando Tanah Ampo, Karangasem, Bali, Kamis (5/10/2017).
Data BPNB pada 4 Oktober 2017, jumlah pengungsi Gunung Agung sebanyak 141.213 jiwa di 416 titik. Willem menjelaskan, berdasarkan laporan Badan Vulkanologi, daerah radius 9-12 km dari kawah Gunung Agung masuk zona berbahaya. Jika terjadi erupsi, zona tersebut diperkirakan langsung terkena material-material letusan gunung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, Willem menyebut pihaknya terus memberikan pemahaman kepada pengungsi dari luar zona bahaya untuk kembali ke rumah. Sebab, menurutnya, para pengungsi di luar zona bahaya akan lebih aman berada di rumah daripada di pengungsian.
"Kita selalu beri pengertian, tinggal di rumah itu lebih aman, tinggal di pengungsian lebih berbahaya. Rumahnya itu sebenarnya di daerah yang aman," tutur dia.
Selain itu, BNPB tengah gencar mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya abu vulkanik untuk kesehatan. Willem pun meminta masyarakat langsung berlindung dan memakai masker jika memang terjadi erupsi.
"Jika ada erupsi, masyarakat bisa merespons, contohnya harus di dalam rumah, jangan di luar, dan harus pakai masker. Ini yang terus kita sosialisasikan," ungkapnya.
Dia juga memastikan, meskipun jumlah pengungsi Gunung Agung kembali bertambah, kebutuhan logistik para pengungsi tetap tercukupi. "Kesiapan logistik, kita akan menjamin kebutuhan logistik sampai 30 hari ke depan," pungkasnya. (ibh/gbr)











































