"Proses hari ini tidak bisa dilepaskan dari gagasan sejak awal pada 2012, Pak Jokowi, kemudian dikonkretkan Pak Ahok sampai 2017, dan saya yang menutup saat ini," kata Djarot saat di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (5/10/2017).
Revitalisasi yang dilakukan meliputi normalisasi dan pembenahan trotoar di Kali Besar, kemudian membenahi gedung Kerta Niaga menjadi lokasi berjualan, serta memindahkan pedagang kaki lima ke lokasi baru di Jalan Cengkeh. Kota Tua juga dipercantik dengan pemasangan lima patung baru untuk mempercantik pemandangan.
![]() |
Djarot, yang hadir bersama jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait beserta Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, berkeliling mengecek hasil renovasi dan pembaruan Kota Tua. Djarot melepas 5.000 benih ikan ke sungai sekitar Kali Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jembatan Budaya ini berarti Jembatan Budaya Indonesia yang beragam beraneka warna dan bersatu," sebutnya.
Djarot juga ikut mengecek lokasi binaan PKL yang berada di Jalan Cengkeh. Lokasi tersebut berjarak sekitar 200 meter dari Museum Fatahillah.
Terdapat 456 PKL yang di antaranya diisi 128 pedagang kuliner. Djarot berharap Kota Tua dapat menjadi pusat wisata kuliner dan sejarah.
"Ini wisata yang sehat kuliner karena berjalan kaki dapat semakin mengakrabkan warga," papar Djarot.
Djarot menyebut peresmian kali ini merupakan kejutan darinya menjelang akhir masa jabatan. Pihaknya berharap pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dapat melanjutkan program revitalisasi tahap II dan III sesuai yang direncanakan.
"Kami berharap tahap selanjutnya dapat dilanjutkan pemerintahan yang akan dilantik," jelasnya. (fdu/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini