"Riandini itu bendahara ( Tamasya) Al-Maidah, Dwiyani member saracen. Mereka ini adik-kakak. Satu di Al-Maidah, satu di Saracen," ujar Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Irwan Anwar, saat dihubungi detikcom, Kamis (5/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam panggilan kedua, mereka minta tanggal 5, hari ini. Harusnya datang pagi, tapi sore baru datang," kata Irwan.
Sebelumnya Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan penyidik akan menggali keterangan guna mengusut dugaan seputar aliran dana Saracen, seperti yang tergambar dalam Laporan Hasil Akhir (LHA) PPATK.
"Penyidik akan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang dapat mendukung atau menjelaskan kemungkinan adanya aliran dana untuk Saracen," tegas Martinus.
Kemarin, tambah Martinus, polisi juga telah memeriksa Bendahara Saracen, Retno, yang juga sempat dua kali tidak memenuhi penggilan pemeriksaan polisi.
"Retno telah dimintai keterangan kemarin tanggal 4 Oktober 2017," tambah Martinus.
Selain Retno, kemarin juga ada pemeriksaan yang bersifat konfrontasi pada Asma Dewi dan Jasriadi. Polisi menanyakan hubungan Jasriadi dan Asma Dewi yang berkaitan dengan produksi konten ujaran kebencian, isu SARA dan hoax.
"Materinya secara umum menanyakan hubungan keduanya atau hubungan mereka berdua dengan beberapa saksi atau tersangka lain. Kepada Asma Dewi dan Jasriadi, keterangan mereka, mereka tidak saling kenal secara langsung," ungkap Martinus. (aud/rvk)