Upaya mengirimkan Monica ke Kanada nyaris gagal. Sebab, persyaratan untuk pengiriman delegasi anak harus disertai dengan persetujuan yang ditanda tangani oleh orang tua Monica.
"Sementara, Purwati, ibunya Monica ini kan penjual kopi dan hidup berpindah-pindah di area Senen bersama adiknya Monica. Sehingga kami sempat kesulitan untuk mencarinya," terang Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Susana Budi Sulistiowati dalam keterangan persnya kepada wartawan, Kamis (5/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purwati sebenarnya memiliki KTP dan tercatat sebagai warga DKI Jakarta dengan alamat di Jl Dahlia RT 08 RW 01 Kramat, Senan. Namun, Purwati kena gusuran sehingga kemudian ia tinggal berpindah-pundah.
"Tempat tinggalnya di gusur, beliau tinggal di pertigaan Jl Gandasuli belakang LP3I," imbuhnya.
Setelah berhasil ditemukan, Purwati langsung dibawa petugas ke kantor VFS Global di Kuningan City, Jakarta untuk menanda tangani persetujuan pengiriman Monica ke Kanada.
Monica terpilih menjadi narasumber untuk hadir di pertemuan the WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violance Prevention di Ottawa, Kanada. Monica adalah perwakilan yang dikirimkan oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik, partner dari Save the Children di Indonesia.
Sebelumnya pada 2016, Yayasan Sayangi Tunas Cilik menyelenggarakan konsultasi anak di tiga kota yakni Bandung, Kupang dan Jogja untuk mengirimkan perwakilan guna memenuhi undangan acara WHO tersebut. Para peserta, diminta untuk mengirimkan tulisan tentang mengakhiri kekerasan terhadap anak.
"Tiga tulisan terbaik kemudian divoting oleh anak-anak untuk memilih satu tulisan terbaik. Dan tulisan Monica yang terpilih," ujarnya.
Pertemuan global di WHO itu sendiri diselenggarakan pada tanggal 19-20 Oktober 2017. Pertemuan tersebut bakal dihadiri oleh perwakilan anak, pemerintah, dan NGO se-dunia. (mei/nkn)











































