Jro Mangku Kari Naiki Kawah Gunung Agung Saat Berstatus Awas

Jro Mangku Kari Naiki Kawah Gunung Agung Saat Berstatus Awas

Prins David Saut - detikNews
Rabu, 04 Okt 2017 13:46 WIB
Foto: Pemuka agama Hindu-Bali, Jro Mangku Kari, naik ke Gunung Agung saat berstatus awas. Fotografer: Prins David Saut/detikcom
Karangasem - Pada 29 September 2017, Jro Mangku Kari merasakan keresahan warga Desa Temukus, Karangasem, yang mengungsi di Desa Nongan. Keresahan itu membuat Kari yang berprofesi sebagai pemuka agama Hindu-Bali ingin memastikan sendiri kondisi Gunung Agung dari kawahnya.

"Saya naik berdua dengan keponakan saya," kata Mangku Kari kepada detikcom di Pos Pengungsian Banjar Sibakan, Nongan, Karangasem, Bali, Rabu (4/10/2017).

Pukul 06.00 WITa, Mangku Kari berangkat dari pos pengungsian ke desanya, Temukus, yang masuk zona merah. Ia sembahyang terlebih dahulu di Pura Desa. Tak lama setelah itu, Mangku Kari berjalan dari desa yang berjarak 3 kilometer dari puncak Gunung Agung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam perjalanan, saya merasa sangat tenang. Kera-kera di pepohonan masih ada dan terasa seperti biasa saja. Tapi keponakan saya sempat merasa khawatir, lalu saya bilang jangan berpikir aneh-aneh, fokus pada Yang Maha Kuasa, lalu ia kembali tenang," ujar Mangku Kari.

Mendekati kawah, sekira 1 kilometer, Mangku Kari mendengar suara keras dari arah kawah. Suara tersebut seperti suara deru mesin pesawat.

"Sangat keras, dari jarak 1 kilometer sudah terdengar seperti suara pesawat," ucap Mangku Kari.

Selama 4 jam lebih mendaki, Mangku Kari akhirnya berhasil mencapai puncak kawah. Namun ia dikejutkan oleh beberapa sosok manusia yang berada di pinggir kawah.

"Saya tidak menyangka bertemu orang di atas, ada dua orang. Saya lihat sudah di pinggir kawah. Salah satu dari mereka adalah Jro Mangku Mokoh dari desa lainnya," ungkap Mangku Kari.

Berada di bibir kawah, ketenangan semakin menyelimuti Jro Mangku Kari. Ia tidak merasakan ketakutan atau kekhawatiran meski melihat langsung 11 titik panas yang mengeluarkan asap sulfatara dan rekahan panjang di tengah kawah.

"Saya lalu berdoa dan menyerahkan canang (sesajen berupa kembang dan dupa). Begitu saya haturkan doa, saya merasa semakin tenang seperti berada di rumah sendiri, suasana hati tenang," pungkas Mangku Kari. (vid/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads