Niluh Marin, pengungsi Gunung Agung dari Desa Duda Timur, mengaku mulai jenuh di pos pengungsian. Sehari-hari, dia dan pengungsi lain menyibukkan diri dengan membuat anyaman dari rumput ate.
"Biar nggak jenuh kami gini (buat anyaman ate). Di rumah juga buat anyaman biasanya," kata Niluh Marin di Pos Pengungsian Pegubugan, Manggis, Karangasem, Rabu (4/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kegiatan membuat anyaman tersebut dilakukan Niluh Marin setiap hari setelah memasak. Dia sudah 12 hari berada di pos pengungsian tersebut. "Harapannya ya pengen pulang saja lebih nyaman di rumah, nggak betah. Kalau bantuan sih cukup," kata Marin.
Hal yang sama diungkapkan Nyoman Sunyi. Menurut dia, membuat anyaman ate adalah kegiatan yang bisa dilakukan di pengungsian. "Kalau di rumah ya ngurus ternak, nyari rumput setelah itu masak, lalu bikin anyaman sampai sore," kata Nyoman Sunyi.
![]() |
Nyoman Sunyi menjelaskan satu anyaman ate berbentuk bulat diselesaikan dalam waktu 3 hari. Menurut dia, satu anyaman tersebut dihargai Rp 100 ribu. "Ada yang ngambil ke sini. Sabtu-Minggu biasanya. Katanya di jual ke Tenganan," ucapnya. (ibh/aan)