Senjata yang memunculkan polemik itu diperuntukkan bagi Korps Brimob Polri. Kargo senjata itu tiba dengan pesawat maskapai Ukraine Air Alliance dengan nomor penerbangan UKL 4024 pada Jumat, (29/9/2017), pukul 23.30.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Audrey/detikcom |
"Koordinasi ini belum jalan dengan benar. Mudah-mudahan ke depan berjalan betul karena harus satu induk Kementerian Pertahanan," ujar Ryamizard di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10) kemarin.
Menhan mengatakan masalah koordinasi harus segera diperbaiki. Dia ingin pembelian senjata berpatokan pada satu undang-undang.
Ryamizard mengatakan seharusnya setiap pembelian senjata harus melalui izin Menteri Pertahanan. Itu didasari ketentuan yang berlaku.
"Begini ya, semua senjata itu harus izin Menteri Pertahanan!" ujar Ryamizard.
Menhan Ryamizard (Lamhot Aritonang/detikcom) |
Pihak Polri menolak menjelaskan secara detail persoalan koordinasi di balik pemesanan senjata ini. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan Kemenko Polhukam akan mengadakan rapat terkait senjata ini pada Jumat (6/10) mendatang, mengingat rencana rapat kemarin (3/10) batal.
"Masalah senjata, Jumat akan ada rapat di Kemenko Polhukam. Jadi secara resminya nanti akan disampaikan di sana saja, tidak di sini (Mabes Polri)," kata Setyo hari ini.
Irjen Setyo Wasisto (Audrey/detikcom) |
(fjp/fjp)












































Foto: Audrey/detikcom
Menhan Ryamizard (Lamhot Aritonang/detikcom)
Irjen Setyo Wasisto (Audrey/detikcom)