"Terlihat nyata partai ini sama sekali tidak sehat, sakit parah, persis seperti Setya Novanto!" kata Doli kepada wartawan, Selasa (3/10/2017).
Doli mempertanyakan surat pemecatan yang diteken Novanto. Dia meragukan kesehatan Novanto karena meneken surat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doli juga mengkritik rapat pleno penonaktifan Novanto yang tidak jelas kapan dimulai. Menurutnya, situasi di Golkar saat ini aneh.
"Rapat pleno tidak jadi digelar, tapi tiba-tiba ada pemberhentian pengurus. Itu pemberhentian dilakukan di mana? Di warung kopi?" kritik dia.
Doli juga menyerang pengganti Yorrys, yakni Letjen Eko Wiratmoko. Doli mengaku heran soal keanggotaan Eko di Golkar.
"Saya cuma mau tanya saja, itu jenderal kapan masuk Golkar, kenapa tiba-tiba bisa langsung menduduki posisi puncak di partai ini? Mekanisme apa lagi yang dipergunakan sehingga bisa sesuka hati memasukkan orang yang tidak pernah dikenal sebagai kader Golkar," cetus Doli.
Ahmad Doli Kurnia Sebut DPP Golkar 'Autis Stadium Tinggi'
Serangan demi serangan mendera Golkar setelah kabar pemecatan Yorrys Raweyai dari posisi Korbid Polhukam. Doli menyebut DPP Golkar 'autis stadium tinggi'.
Menurut Doli, jika seorang kader dipecat partai, harus ada mekanisme yang dilalui dan melalui rapat resmi, bukan seenaknya melalui opini media massa. Jika hal itu dilakukan tanpa mekanisme, Doli menyebut Partai Golkar tak berbeda dengan warung kopi.
"Kalaupun pemberhentian itu benar, saya dapat mengatakan sembilan jenis sakit parah yang diderita pribadi Setya Novanto sudah tertular kepada kepemimpinan DPP sekarang ini. DPP Golkar sedang terserang penyakit 'autis stadium tinggi'," ujar Doli kepada wartawan, Selasa (3/10/2017).
Dengan memecat Yorrys, Doli mengatakan, pengurus DPP Golkar merasa hebat dengan menyakiti hati para kadernya. Doli mengatakan pemecatan Yorrys tak menunjukkan kehebatan pengurus DPP Golkar.
"Padahal semua orang di luar dirinya menganggap dan menilai apa yang dibuatnya aneh, kasihan, sakit, ada kelainan, dan menakutkan," ucap Doli.
Doli juga mengkritik para elite yang menyebut survei penurunan elektabilitas Golkar karena kasus Novanto merupakan pesanan.
"Lembaga survei dibilang pesanan, kader yang kritis dibilang punya kepentingan, lama-lama publik pun bisa disalahkan karena bilang Golkar sedang sakit," pungkas Doli. (gbr/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini