"Namun, sayangnya, meski kebutuhan transportasi publik yang mapan semakin tinggi, hal tersebut nampaknya masih menjadi problem yang belum banyak direspons secara serius oleh pemangku kepentingan Indonesia," kata Fadli, Senin (2/10/2017).
Hal ini diungkapkannya lewat sambutan pidato yang dibacakan Rinaldi Ramlan selaku moderator dalam diskusi bertajuk 'Perjalanan Transportasi Publik Menuju Era Tanpa Uang Tunai'. Acara ini digelar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketiganya menyusun kerumitan yang menuntut adanya respons serius untuk mengurainya," katanya.
Menurutnya, topik hari ini relevan untuk dibicarakan. Sebab, pembayaran transportasi publik tanpa uang tunai dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat dalam hal efektivitas waktu dan kemudahan dalam transaksi.
"Sistem ini juga menghilangkan korupsi tarif angkutan yang sering meresahkan masyarakat," tuturnya.
Dalam acara ini, turut hadir Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah, praktisi perbankan Irfan Budiman, pengamat transportasi Izzul Waro, sejarawan UI Bondan Kanumoyoso, dan Sekjen Komunitas Transportasi Indonesia (KTI) Aully Grashinta. (jbr/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini