"Sesuai dengan perintah Menristek Dikti, saya diperintahkan untuk menjadi pejabat pelaksana harian mulai 25 September 2017. Dengan tugas membenahi program pascasarjana, yang kedua adalah mengawal sampai bisa terpilihnya rektor baru UNJ," ujar Intan di UNJ, Rawamangun Muka, Jakarta Timur, Senin (2/10/2017).
Intan mengatakan tim itu nantinya akan terdiri dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) serta dosen-dosen dari universitas lain. Dia menyebut tim itu akan melakukan pembenahan dalam beberapa hal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilihannya adalah ingin meminta tolong, kepada pihak-pihak yang sudah dikenal mempunyai program pascasarjana. Jadi itu praktis kampus itu bisa merupakan input yang bagus," ujarnya menambahkan.
Terkait pemilihan rektor baru UNJ, Intan menyebut targetnya adalah April 2018. Hal itu sesuai dengan habisnya masa jabatan rektor sebelumnya.
"Kalau menurut jadwal, seharusnya pada bulan April 2018, itu rektor lama berakhir. Jadi nampaknya jadwal itu bisa kita pegang, kita aja berproses agar tahun depan April 2018 sudah ada rektor baru," kata Intan.
Rektor UNJ sebelumnya, Prof Djaali, dicopot oleh Kemenristek Dikti. Pencopotan itu menyusul adanya dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan perkuliahan pascasarjana UNJ.
Ketua Tim Independen Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan pencopotan jabatan Djaali setelah dilakukan penelusuran dan pendalaman. Tim independen mendalami temuan sebelumnya oleh Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA).
"Sehingga Pak Djaali sudah tidak lagi menjabat," ujar Ali dalam keterangan pers dari Forum Alumni UNJ (Forluni) yang diterima detikcom, Rabu (27/9). (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini