Beda Kurikulum, Kendala Siswa Pengungsi Gunung Agung di Sekolah Baru

Beda Kurikulum, Kendala Siswa Pengungsi Gunung Agung di Sekolah Baru

Ibnu Hariyanto - detikNews
Jumat, 29 Sep 2017 13:55 WIB
Proses belajar mengajar di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali. (Foto: Ibnu Hariyanto-detikcom)
Klungkung - Meski menjadi pengungsi karena status awas Gunung Agung, para pelajar tetap bersemangat bersekolah di wilayah lain. Namun perbedaan kurikulum sekolah menjadi kendala pelajar.

Hal tersebut terjadi di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali. Sebanyak 228 pelajar pengungsi setingkat SMP dari berbagai sekolah di wilayah sekitar Gunung Agung untuk sementara mengikuti proses belajar di SMPN 3 Semarapura.

"Sementara memang seperti itu (beda kurikulum), ternyata ada anak yang terpaksa harus ikut pembelajaran di sekolah sini, tapi kenyataannya mereka beda kurikulum, dari kurikulum sekolah asal dengan sekolah kita," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 3 Semarapura, Wayan Setiawan di kantornya, Jalan Warapsari, Klungkung, Bali, Jumat (29/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses belajar mengajar di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali.Proses belajar mengajar di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali. Foto: Ibnu Hariyanto-detikcom


Namun Wayan mengatakan perbedaan kurikulum itu kini bukan lagi jadi masalah. Menurut dia terpenting saat ini bagaimana anak-anak tersebut tak terputus sekolahnya.

"Cuma sementara kita tidak permasalahkan itu, ini sesuai imbauan Bapak Bupati, awal pertama kita lakukan bisa memfasilitasi mereka belajar. Supaya tidak sampai selama masa pengungsian yang kita belum rentang waktunya sampai kapan, mereka sampai terputus proses belajarnya," sambungnya.

Wayan Setiawan juga menekankan kepada siswa-siswi SMPN 3 Semarapura untuk menerima kehadiran pelajar pengungsi tersebut dengan baik. Agar proses belajar mengajar berjalan normal tanpa rasa canggung.

"Kita berikan pencerahan kalau kita semua saudara. Termasuk tempat duduk mereka juga kita tidak biarkan berkelompok. Kita minta mereka bisa berbaur. Jadi mereka bisa duduk sebangku juga," tutur Wayan.

Ada 4.180 anak-anak pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Bali, berstatus pelajar. Selama di pengungsian, mereka terpaksa mengikuti proses belajar-mengajar di beberapa sekolah terdekat dengan posko pengungsian.

Perinciannya, 351 murid TK, 2.025 siswa SD, 891 siswa SMP dan 913 siswa SMA dan SMK. Mereka sementara dipindahkan ke 168 sekolah sesuai jenjang masing-masing yang tersebar di seluruh Klungkung, Bali. (ibh/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads