Pihak KBRI menamai momentum ini sebagai 'RISING 50' yang merupakan singkatan dari RI Singapura 50. Untuk itu, momen setengah abad ini akan menjadi babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.
"Kita ingin memulai suatu babak baru dalam hubungan bilateral dua negara," kata Ngurah saat media gathering peluncuran buku '50 Years Indonesia and Singapore Commemorative Book 1967-2017' di Bunga Rampai, Jakarta Rabu (28/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bagi Ngurah, banyak persepsi keliru antara Indonesia dan Singapura, baik itu orang Indonesia ke orang Singapura maupun sebaliknya. Persepsi keliru inin terjadi karena informasi yang diperoleh tidak utuh dan tidak komprehensif.
Karena itu, dibuatlah buku yang resmi launching pada 17 September lalu itu. Buku 156 halaman itu berisikan tulisan dari pihak-pihak yang berpengaruh dari kedua negara selama hubungan bilateral berlangsung. Dari Indonesia ada pebisnis James Riady, Menlu RI 2002-2009 Hassan Wirajuda sampai Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar.
"Dari buku ini mudah-mudahan kalau orang baca buku ini we got understanding about the relation betwen Indonesia and Singapore," tambahnya.
![]() |
Kata Ngurah, buku ini memiliki 3 makna. Yang pertama adalah sejarah perjalanan 50 tahun hubungan bilateral yang bisa dijadikan pelajaran. Buku ini juga untuk merayakan progres meski ada pasang surut hubungan bilateral RI Singapura.
Terakhir, buku ini dijadikan momentum untuk menatap ke depan sebagai negara tetangga, negara sesama pendiri ASEAN dan sebagai sahabat 50 tahun terakhir.
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini