"Ayu sekarang sudah dalam perawatan. Sekarang sedang menjalani prabiopsi namanya. Itu untuk mengetahui kondisinya, stadium berapa, apakah akan langsung dilakukan kemoterapi atau apa. Nanti dokter ongkologi akan lihat ini sudah stadium berapa, kemudian nanti direncanakan terapis selanjutnya apa," kata Wakil Direktur Administrasi RSUD Ciawi Bogor Dr Eulis Wulantari saat ditemui, Rabu (27/9/2017).
"Yang penting sekarang sudah dirawat, kita lakukan penindakan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia hanya bisa membungkuk dengan kepala diganjal bantal. "Mamaa... sakit...," kata Ayu memanggil Warsinah.
Dengan sigap, Warsinah mendekat dan mengajak Ayu berbicara. Tidak banyak yang bisa dilakukan Warsinah. Ia hanya mencoba mengurangi rasa sakit Ayu dengan mengelus kepalanya.
"Ya begitu, Mas, kadang tiba-tiba dia menjerit, tapi nggak bisa kencang suaranya. Karena kan mungkin kalau makin kencang suaranya, dadanya makin ketarik, makin kerasa sakitnya," kata Warsinah.
Warsinah menyebut benjolan di payudara Ayu tumbuh sejak sekitar 1,5 tahun lalu. Saat benjolan itu masih terlihat kecil, Ayu mengaku sempat beberapa kali memeriksakan kondisinya kepada seorang bidan di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Cileduk, Tangerang.
Perlu diketahui, sejak 3 tahun lalu Ayu tinggal bersama tantenya. Selama ini, Ayu bekerja di sebuah mal di kawasan Ciledug, Tangerang.
"Katanya Ayu pernah periksa sampai tiga kali. Ke bidan yang sama. Di Ciledug. Tapi kata bidannya itu cuma benjolan biasa. Itu yang saya sesalkan. Anak saya juga masih muda, belum tahu banyak, jadi mungkin dia waktu itu biasa saja, karena kan kata bidan itu bukan apa-apa, cuma benjolan biasa," kata Warsinah saat ditemui di RSUD Ciawi, Bogor.
![]() |
Namun kemudian, benjolan di payudara Ayu kian hari makin besar dan mulai terasa sakit. Tanpa sepengetahuan orang tua, ia juga sempat berobat ke rumah sakit di Tangerang.
"Waktu itu dia juga sempat ke rumah sakit di Tangerang, katanya. Tapi saya juga nggak tahu rumah sakit apa. Cuma sebentar katanya," kata Warsinah.
Meski ada kelainan di payudaranya, ternyata Ayu memang tidak pernah memberi tahu Warsinah. Diduga, Ayu sengaja melakukan hal itu hanya karena tidak ingin orang tuanya khawatir. Sampai akhirnya, sekitar delapan bulan lalu, Ayu pulang dengan kondisi benjolan di payudara kanannya sudah membesar.
"Jadi Ayu nih baru cerita pas sudah kondisi parah saja. Saya juga baru tahu," kata Warsinah.
Warsinah, yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di perumahan elite Kota Wisata, Cileungsi, Bogor, mulai mencari jalan keluar untuk mengobati anak sulungnya itu. Namun Warsinah yang tak berpenghasilan banyak, tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pun sang suami.
Sopiadi, yang hanya pekerja bangunan, tidak punya cukup biaya untuk membawa Ayu ke rumah sakit. Sampai akhirnya, seorang tetangga Ayu yang juga pegawai di kantor Desa Pabuaran mencari jalan keluar. "Langsung itu buat BPJS. Makanya beruntung banget ada BPJS, jadi sangat membantu," katanya.
Warsinah menyebut Ayu sempat dibawa ke RS Merry di Cileungsi, Kabupaten Bogor. Namun, karena kondisi Ayu sudah memburuk, RS Merry lalu merujuk Ayu ke RS Fatmawati. "Kita sempat bolak-balik, ada kali 5 kali ke RS Fatmawati. Kontrol terus. Di sana diperiksa, dirontgen," kata Warsinah.
"Setelah berobat ke RS Fatmawati, terus itu Ayu katanya harus dikemo gitu, diobati penyakitnya. Tapi harus nunggu giliran sampai dua bulan. Ayu baru bisa dapet giliran tanggal 17 November, masih dua bulan lagi," sambungnya.
Sejak dua bulan lalu, kata Warsinah, Ayu belum dibawa ke pengobatan mana pun. Warsinah dan Sopiadi hanya bisa pasrah, menunggu jadwal yang dijanjikan pihak RS Fatmawati.
Luka di payudara Ayu yang kian parah membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Begitu pun Warsinah. Ia tidak bisa membawa Ayu ke rumah sakit lain karena tidak punya biaya.
"Saya harus gimana, ke rumah sakit lain kan harus punya uang. Saya nggak punya uang. Saya juga nggak ke pengobatan alternatif, kan tetep pakai uang. Jadi pasrah saja. Saya nunggu saja," kata Warsinah.
"Kalau pengobatan lain kan harus pakai uang gede. Jadi saya diem saja. Cuma minum obat yang ada. Saya juga nggak ke pengobatan alternatif, karena kan tetap harus punya uang. Saya cuma andalkan BPJS itu," tambahnya.
Kini, Warsinah mengaku bersyukur karena anak sulungnya itu bisa langsung ditangani dokter spesialis. Ia berharap Ayu cepat ditangani lebih lanjut agar rasa sakitnya berkurang.
"Tapi sekarang saya ya ikuti aturannya saja. Pengennya segera sembuh. Tapi katanya ada prosedurnya gitu, saya sih ikuti saja, yang penting anak saya ditangani," kata Warsinah. (jbr/jbr)