"Monggo saja Pak Fahri mau komen apa. PKS punya mekanisme. Respons terhadap Pansus KPK sudah melalui kajian yang matang. Kita menolak karena pemberantasan korupsi agenda kita bersama," kata Mardani saat dihubungi detikcom, Rabu (27/9/2017).
Mardani mengatakan tiap partai punya kebijakan masing-masing. PKS, masih kata Mardani, konsisten mendukung pemberantasan korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selasa (26/9) kemarin, Fahri terlihat kesal dan heran terhadap sikap petinggi PKS dalam sidang paripurna yang membahas perpanjangan masa kerja Pansus Angket KPK.
"Saya nggak tahu ini pimpinan PKS kayak begini, kok mutar-mutar," kata Fahri dengan nada tinggi seusai sidang. Dalam sidang paripurna, Fraksi PKS walk out karena tak setuju masa kerja Pansus KPK diperpanjang.
Fahri lalu mengungkit soal penetapan tersangka eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) oleh KPK terkait kasus korupsi impor daging sapi. Menurut Fahri, petinggi PKS saat ini tak merasakan masa suram partainya sehingga tak ambil peran dalam Pansus KPK.
"Dia nggak rasakan sakitnya dianiaya menjelang pemilu dengan kepalsuan. LHI itu lagi mimpin rapat ditetapkan tersangka OTT. Bagaimana, sampai hari ini nggak ada satu pun pejabat yang mengeluarkan izin impor yang jadi tersangka!" ucap Fahri berapi-api.
Menurut Fahri, kasus LHI merupakan karangan KPK. Oleh karena itu, menurut Fahri, sudah sepatutnya PKS ikut memperbaiki KPK lewat Pansus.
"Ini orang-orang (PKS sekarang) nggak berjuang kali, ya. Nggak menyelamatkan partai terus sekarang begitu. Memalukan," jelas Fahri.
"Kayak menghina kader-kader yang merintih gara-gara dimaki-maki di mimbar-mimbar khotbah Jumat. Partai Islam maling, partai Islam maling, dia (petinggi-petinggi PKS) nggak denger apa ya. Kurang ajar!" ujar Fahri masih dengan nada tinggi. (tor/tor)











































