Berdasarkan keterangan dari Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI/PTRI Wina, Wina Retnosari, pengukuhan Darmansjah sebagai Ketua Dewan Gubernur IAEA dilakukan di Sekretariat IAEA di Wina, Senin (25/9/2017) waktu setempat. Darmansjah menyatakan jabatan ini pernah diemban pihak dari Indonesia pada pertengahan 1980-an.
"Posisi penting ini kembali dipercayakan kepada wakil dari Indonesia, setelah selang waktu yang cukup lama dari terakhir kali Indonesia menjabat pada tahun 1985," kata Darmansjah dalam keterangan tertulis yang dikirimkan pihak KBRI Wina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Darmansjah mendapat dukungan kuat dari Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano, kaukus politik multilateral di Wina seperti G77 and China, Gerakan Non-Blok (GNB), Kelompok Amerika Latin dan Karibia (GRULAC), Kelompok Amerika Utara, serta Kelompok Asia Tenggara dan Pasifik.
"Pentingnya dukungan seluruh anggota Dewan Gubernur dan negara-negara anggota IAEA dalam memperkuat peran sentral Dewan Gubernur merumuskan dan memutuskan kebijakan yang tepat bagi kepentingan negara-negara anggota. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kontribusi IAEA dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui berbagai program kerja sama teknis di bidang IPTEK dan aplikasi nuklir untuk tujuan damai," kata Darmansjah.
IAEA adalah organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957. Tujuannya mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Anggotanya 168 negara.
Darmansjah adalah dosen pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Padjadjaran Bandung dan di Fakultas Pertahanan di Universitas Pertahanan Jakarta. Dia adalah peraih gelar PhD di bidang politik pemerintahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran serta peraih gelar master dari studi Hubungan Internasional di Universitas Webster, Jenewa. Dia juga telah meraih gelar sarjana dari Universitas Sriwijaya Palembang di bidang ekonomi dan pembangunan. (dnu/dnu)