Danjen Kopassus: Tes Psikologi Membuat Prajurit Komando Berbeda

Danjen Kopassus: Tes Psikologi Membuat Prajurit Komando Berbeda

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Senin, 25 Sep 2017 02:15 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni menutup pendidikan prajurit Komando Angkatan 101 di Pantai Permisan Cilacap, Nusakambangan. Madsuni menilai tes psikologi membuat prajurit komando berbeda dengan satuan lainnya.

"Yang membedakan kalian dengan satuan lain adalah tes psikologi. Hari ini terbukti kalian mampu bertahan di bawah tekanan dan penderitaan dalam situasi apapun. Kondisi ini mewujudkan prajurit Komando yang memiliki sikap mental seorang prajurit sejati yang memiliki militansi yang tinggi, tahan uji dan pantang menyerah dalam menghadapi situasi sesulit apapun," ujar Madsuni dalam sambutannya di pantai Permisan Cilacap, Nusakambangan, Jawa Tengah Sabtu (23/9) lalu.

Pendidikan yang ditempuh selama 7 bulan ini melalui seluruh rangkaian pendidikan Komando, mulai dari tahap Basis di Batujajar, tahap Gunung–Hutan di Situlembang dan tahap Rawa Laut di Cilacap, dengan materi kemampuan menembak, fisik, beladiri, penggunaan senjata tradisionil hingga pendekatan kepada masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madsuni menyampaikan bahwa untuk menjadi prajurit Komando tidaklah mudah, karena sangat beratnya latihan yang harus dijalani oleh setiap siswa Komando. Ciri khas Kopassus dalam pembentukan prajurit Komando adalah kebersamaan dengan melepas pangkat dan jabatan.
Danjen Kopassus: Tes Psikologi Membuat Prajurit Komando BerbedaPendidikan yang ditempuh selama 7 bulan ini melalui seluruh rangkaian pendidikan Komando, mulai dari tahap Basis di Batujajar, tahap Gunung–Hutan di Situlembang dan tahap Rawa Laut di Cilacap (Foto: Istimewa).

Kebersamaan inilah yang melahirkan jiwa korsa yang tinggi yang akhirnya menjadi modal utama dalam melaksanakan tugas sebagai abdi Negara. Kualifikasi yang telah dicapai belumlah cukup untuk menjadi prajurit yang mahir dan handal.

"Karena masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki sebagai pelengkap pasukan khusus. Untuk itu, jangan berpuas diri, tetap pelihara dan tingkatkan kemampuan melalui budaya belajar dan berlatih serta terus mengikuti dinamika perkembangan situasi di era globalisasi saat ini," imbuhnya.

"Dari 261 peserta yang mengikuti pendidikan, 215 peserta dinyatakan lulus dan 46 peserta lainnya dinyatakan tidak bisa mengikuti pendidikan karena kesehatan, mental, dan akademik. Upacara penutupan pendidikan diakhiri dengan pemasangan baret merah dan brevet Komando kepada prajurit Komando yang baru dilantik. (nvl/nif)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads