"Klien memberikan koin mahar sebanyak 500 (setara Rp 5 juta) ke mitra, kami hanya ambil 10% sampai 20% dari nilai mahar, sedangkan sisanya 80% diserahkan ke pihak mitra. Ini untuk operasional," ujar Aris Wahyudi di kediamannya, Jatimekar, Jatiasih, Sabtu (23/9/2017).
Ada istilah mitra dan klien dalam relasi komodifikasi pernikahan ini. Mitra adalah perawan atau perjaka yang berminat dikonteskan dalam lelang. Mitra bakal menetapkan nominal mahar, dan 20 persen dari mahar akan diserahkan ke pihak nikahsirri.com. Adapun klien yakni pihak yang berminat mendapatkan perawan atau perjaka lewat mekanisme lelang. Klien bakal membayar mahar sesuai nominal yang disyaratkan mitra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hanya sekedar memfasilitasi penghulu dan saksi, untuk tempatnya terserah dari mereka mau di hotel atau di mana, mereka yang tentukan," kata Aris.
Dia mengaku telah menerima ratusan surat elektronik, Mereka yang mengirim e-mail ada yang ingin menjadi mitra dan klien. "Belum saya hitung, tapi kira-kira ada ratusan e-mail yang masuk. Ponsel saya sering berdering karena banyak yang menanyakan program ini ,"
Aris mengatakan pro kontra yang terjadi di masyarakat hal yang wajar. Niatnya membuat lelang perawan dipikirnya untuk membantu masyarakat.
"Kami melihat ini ada permasalah kecil, rakyat kecil urusannya perut buat makan," pungkasnya.
(ed/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini